Kisah Sahabat Nabi

Biografi Ringkas Abu Dzar al-Ghifari

السؤال

أريد معرفة المزيد عن أبي ذر رضي الله عنه وما هي فضائله ؟

Pertanyaan:

Saya ingin tahu lebih tentang Abu Dzar —Semoga Allah Meridainya— dan apa saja keutamaannya?

الجواب

الحمد لله.

أبو ذر الغفاري ، رضي الله عنه : المشهور أن اسمه : جندب بن جنادة بن قيس بن عمرو بن مليل بن صعير بن حرام بن عفان .

قال الذهبي رحمه الله :” أحد السابقين الأولين ، من نجباء أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم.

قيل: كان خامس خمسة في الإسلام.

Jawaban:

Abu Dzar al-Ghifari —Semoga Allah Meridainya—, namanya aslinya dikenal dengan Jundub bin Junadah bin Qais bin Amr bin Malīl bin Ṣhaʿīr bin bin H̱arām bin ʿAffān. Az-Zahabi —Semoga Allah Merahmatinya— berkata bahwa dia termasuk as-Sābiqūn al-Awwalūn (orang-orang yang awal-awal masuk Islam dan salah satu Sahabat Muhammad Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam yang mulia. Konon, dia adalah orang kelima yang pertama-tama masuk Islam.

ثم إنه رد إلى بلاد قومه فأقام بها بأمر النبي صلى الله عليه وسلم له بذلك، فلما أن هاجر النبي صلى الله عليه وسلم هاجر إليه أبو ذر رضي الله عنه ولازمه وجاهد معه. وكان يفتي في خلافة أبي بكر عمر وعثمان . قيل: كان آدمَ [ يعني : أسمر اللون ] ، ضخما ، جسيما ، كث اللحية. وكان رأسا في الزهد والصدق والعلم والعمل، قوالا بالحق، لا تأخذه في الله لومة لائم. وقد شهد فتح بيت المقدس مع عمر ” . “سير أعلام النبلاء” (3/ 367368) .

Setelah itu, dia kembali ke negeri kaumnya lalu tinggal di sana atas perintah Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam kepadanya untuk melakukan hal tersebut. Ketika Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam berhijrah, Abu Dzar —Semoga Allah Meridainya— menyusul berhijrah kepada beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam, tinggal bersama beliau, dan ikut serta berperang bersama beliau. 

Beliau biasa memberi fatwa di masa pemerintahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Konon kabarnya, dia adalah orang yang warna kulitnya pertengahan antara hitam dan putih, bertubuh besar, kekar, dan lebat jenggotnya. Dia adalah panutan dalam kezuhudan, kejujuran, ilmu, amal, dan menyampaikan kebenaran, yang tidak pernah kendur di jalan Allah karena celaan para pencela. Ia ikut serta dalam penaklukan Baitul Maqdis bersama Umar —Semoga Allah Meridainya—. Selesai kutipan dari Siyar Aʿlām an-Nubalāʾ (3/367368).

وقال القاضي أبو بكر بن العربي رحمه الله :

” كان أبو ذر زاهدا، وكان يقرّع عمال عثمان، ويتلو عليهم: ( وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ) ، ويراهم يتسعون في المراكب والملابس حين وجدوا، فينكر ذلك عليهم ” انتهى “العواصم من القواصم” (ص 73)

Al-Qāḏhī Abu Bakar Ibnul Arabi —Semoga Allah Merahmatinya— berkata bahwa Abu Dzar adalah pribadi yang zuhud. Dia sering mengkritik para bawahan Utsman dengan membacakan kepada mereka ayat (yang artinya), “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34). Hal itu karena dia memandang mereka telah berlebihan dalam kendaraan dan pakaian ketika mereka mampu mendapatkannya. Oleh sebab itulah dia —Semoga Allah Meridainya— mengingkari perbuatan mereka tersebut. Selesai kutipan dari al-ʿAwāṣhim min al-Qawāṣhim (hal. 73). 

وقال ابن كثير رحمه الله :

” هُوَ أَوَّلُ مَنْ حَيَّا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَحِيَّةِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى بِلَادِهِ وَقَوْمِهِ، فَكَانَ هُنَاكَ حَتَّى هَاجَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَدِينَةِ، فَهَاجَرَ بَعْدَ الْخَنْدَقِ، ثُمَّ لَزِمَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَضَرًا وَسَفَرًا، وَرَوَى عَنْهُ أَحَادِيثَ كَثِيرَةً ” انتهى من “البداية والنهاية” (10/ 256) .وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يحبه، ويعتني بأمره، ويرشده إلى ما يصلحه: روى مسلم (1826) عَنْ أَبِي ذَرٍّ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: (يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنِّي أَرَاكَ ضَعِيفًا، وَإِنِّي أُحِبُّ لَكَ مَا أُحِبُّ لِنَفْسِي، لَا تَأَمَّرَنَّ عَلَى اثْنَيْنِ، وَلَا تَوَلَّيَنَّ مَالَ يَتِيمٍ) .

Ibnu Katsir —Semoga Allah Merahmatinya— berkata bahwa dialah orang pertama yang mengucapkan salam kepada Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam. Setelah itu, dia kembali kepada kaumnya dan menetap di sana sampai Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam hijrah ke kota Madinah. Dia menyusul berhijrah setelah perang Khandaq lalu senantiasa membersamai Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam, baik saat beliau mukim maupun safar. Dia —Semoga Allah Meridainya— meriwayatkan dari beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam banyak hadis. Selesai kutipan dari al-Bidāyah wa an-Nihāyah (10/256). Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam mencintainya, memperhatikan urusannya, dan memberikan bimbingan demi kemaslahatannya. 

Imam Muslim (1826) meriwayatkan dari Abu Dzar —Semoga Allah Meridainya— bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda, “Wahai Abu Dzar, menurutku engkau itu lemah. Sungguh, aku mencintai untukmu apa yang aku cintai untuk diriku sendiri, maka jangan sampai engkau menjadi pemimpin walau hanya untuk dua orang dan jangan pernah engkau mengurusi harta anak yatim.”

وبلغ رضي الله عنه في الصدق نهايته ، فكان أصدق الناس لسانا :

روى الترمذي (3801) وابن ماجة (156) عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (مَا أَقَلَّتِ الْغَبْرَاءُ، وَلَا أَظَلَّتِ الْخَضْرَاءُ، مِنْ رَجُلٍ أَصْدَقَ لَهْجَةً مِنْ أَبِي ذَرٍّ). وصححه الألباني في “صحيح الترمذي” . قال السندي رحمه الله : ” الْمُرَادُ بِهِ أَنَّهُ بَلَغَ فِي الصِّدْقِ نِهَايَتَهُ وَالْمَرْتَبَةُ الْأَعْلَى ” انتهى من “حاشية السندي على سنن ابن ماجه” (1/ 68) .

Dia —Semoga Allah Meridainya— telah mencapai puncak kejujuran. Dia adalah orang yang paling jujur ​​dalam ucapannya. Diriwayatkan oleh Tirmidzi (3801) dan Ibnu Majah (156) dari Abdullah bin Amr yang mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda bahwa tidak ada seorang pun di atas hamparan bumi dan di bawah kolong langit ini yang lebih jujur perkataannya daripada Abu Dzar.” Hadis ini dinilai sahih oleh al-Albani dalam Sahih at-Tirmidzi. As-Sindi —Semoga Allah Merahmatinya— berkata, “Maksud hadis ini adalah bahwa ia —Semoga Allah Meridainya— telah mencapai puncak dan derajat tertinggi dalam hal kejujuran.“ Selesai kutipan dari H̱āsyiyah as-Sindī ʿalā Sunan Ibni Mājah (1/ 68).

وكان رضي الله عنه من أصدق الناس متابعة لرسول الله صلى الله عليه وسلم :

روى البخاري (6050) ومسلم (1661) عَنِ المَعْرُورِ بن سُوَيْدٍ، قَالَ: رَأَيْتُ على أَبِي ذَرٍّ بُرْدًا، وَعَلَى غُلاَمِهِ بُرْدًا، فَقُلْتُ: لَوْ أَخَذْتَ هَذَا فَلَبِسْتَهُ كَانَتْ حُلَّةً، وَأَعْطَيْتَهُ ثَوْبًا آخَرَ، فَقَالَ: كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَ رَجُلٍ كَلاَمٌ، وَكَانَتْ أُمُّهُ أَعْجَمِيَّةً، فَنِلْتُ مِنْهَا، فَذَكَرَنِي إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ لِي: أَسَابَبْتَ فُلاَنًا؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: أَفَنِلْتَ مِنْ أُمِّهِ؟ قُلْتُ: نَعَمْ، قَالَ: إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ. قُلْتُ عَلَى حِينِ سَاعَتِي هَذِهِ مِنْ كِبَرِ السِّنِّ؟ قَالَ: (نَعَمْ، هُمْ إِخْوَانُكُمْ، جَعَلَهُمُ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ، فَمَنْ جَعَلَ اللَّهُ أَخَاهُ تَحْتَ يَدِهِ، فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُلُ، وَلْيُلْبِسْهُ مِمَّا يَلْبَسُ، وَلاَ يُكَلِّفُهُ مِنَ العَمَلِ مَا يَغْلِبُهُ، فَإِنْ كَلَّفَهُ مَا يَغْلِبُهُ فَلْيُعِنْهُ عَلَيْهِ) .

Dia —Semoga Allah Meridainya— adalah orang yang paling jujur dalam Ittibāʿ (mengikuti) Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam. 

Imam Bukhari (6050) dan Muslim (1661) meriwayatkan dari riwayat al-Maʿrūr bin Suwaid yang mengatakan, 

“Aku pernah melihat Abu Dzar dan seorang budaknya mengenakan kain beludru tebal, lalu aku mengatakan, ‘Wahai Abu Dzar, sekiranya engkau ambil kain itu (yang dikenakan oleh budaknya, pent) lalu engkau pakai sendiri, tentu itu akan menjadi perhiasan untukmu, Lalu engkau bisa memberi dia pakaian yang lain.’ 

Abu Dzar berkata, ‘Aku pernah ada urusan dengan orang ini. Ibunya adalah orang non-Arab dan aku pernah menghinanya. Lalu orang ini mengadukan aku kepada Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam hingga beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam berkata kepadaku, 

‘Wahai Abu Dzar, benar engkau mencela si fulan?’ 

Aku jawab, ‘Iya.’ 

Beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam berkata lagi kepadaku, ‘Benar engkau menghina ibunya?’ 

Aku jawab, ‘Iya.’ 

Lalu beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya kamu adalah orang yang masih punya sisa-sisa sifat jahiliyah.’ 

Aku berkata dalam diriku, ‘Saat ini aku sudah tua dan masih seperti ini?’ 

Beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya, ‘Mereka itu adalah saudara-saudara kalian. Allah Menjadikan mereka berada di bawah kuasa kalian, maka barang siapa yang Allah Beri kuasa sehingga saudaranya ada dalam kuasanya, maka hendaknya dia memberi makan dari (jenis) makanan yang dia makan, memberi pakaian dari (jenis) pakaian yang dia kenakan, tidak membebaninya dengan pekerjaan yang memberatkannya. Pun seandainya dia membebaninya dengan pekerjaan yang memberatkannya, hendaknya dia membantunya.'”

مات رضي الله عنه ، بالربذة سنة اثنتين وثلاثين ، وصلى عليه ابن مسعود ، ثم مات بعده بيسير ، ومناقبه وفضائله كثيرة جدا رضي الله عنه . انظر : “تهذيب التهذيب” (12/ 90) ، “البداية والنهاية” (10/ 256-257) ، “الإصابة” (7/106-109) . وانظر للأهمية -في فضائل أبي ذر رضي الله عنه أيضاً -جواب السؤال رقم : (222788) و (148989). والله تعالى أعلم .

Beliau —Semoga Allah Meridainya— wafat di daerah ar-Rabdzah pada tahun 33 Hijriah. Ibnu Mas’ud —Semoga Allah Meridainya— yang menyalati jenazahnya, lalu dia —Semoga Allah Meridainya— sendiri wafat tak lama setelah itu. Keutamaan dan kebaikan Abu Dzar —Semoga Allah Meridainya— sangat banyak. Lihat: Tadzhīd at-Tadzhīd (12/90), al-Bidāyah wa an-Nihāyah (10/256-257), dan al-Iṣhābah (7/106-109). Penting juga untuk mengetahui keutamaan Abu Dzar —Semoga Allah Meridainya— pada jawaban atas pertanyaan nomor (222788) dan (148989). Allah Yang lebih Mengetahui.

Sumber: https://www.islamqa.info/ar/answers/224263/نبذة-مختصرة-عن-ابي-ذر-رضي-الله-عنه
PDF sumber artikel.

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28