Kisah Orang Shalih, Teladan Muslimah

Gadis Itu Kehilangan Kehormatannya

Seorang pemuda yang komitmen beragama maju untuk menikah. Dia mulai mencari calon pasangan perempuan. Syarat satu-satunya adalah agar dia seorang wanita yang komitmen, berakhlak, dan kuat agama. Dan setelah melalui pencarian, kini dia telah menemukan gadis tersebut, sebagaimana ciri-ciri yang diinginkan.

Setelah melamar, dan ketika ia telah bersiap-siap untuk menikah, tiba-tiba calon mempelai perempuan menolak dan mengatakan bahwa dia tidak ingin menikah. Keluarganya terheran melihat keputusannya yang mengagetkan, setelah sebelumnya memberikan kesanggupan. Pemuda itu meminta sang gadis untuk menjelaskan penolakannya, namun justru ia membawakan alasan-alasan yang lemah. Setelah itu, perkaranya ditangani oleh ibunya yang merasa sangat sedih dengan keputusan ini. Terlebih, pemuda itu terkenal dengan bagus akhlak dan budi pekertinya.

Setelah sang ibu mendesaknya, dia (calon mempelai perempuan tersebut) berkata kepada ibunya, “Sesungguhnya Allah Maha menutupi (dosa hamba-hamba-Nya), dan Dia telah menutupiku. Tinggalkanlah aku dan urusanku…” Di hadapan desakan sang ibu yang sangat bingung dengan perkara itu, dia berterus terang kepada sang ibu bahwa dirinya telah kehilangan kehormatannya, namun dia telah bertaubat. Dan bahwa peristiwa itulah yang menyebabkan sikap komitmennya terhadap agamanya, sekaligus sebab penolakannya untuk menikah. Ia meminta ibunya agar merahasiakan perkara itu, dan bahwa ia akan menebus sebab kesalahannya. Ibunya memikirkan perkara itu dan berkata, “Putriku! Selama kamu telah bertaubat kepada Allah, sedang Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan memaafkan banyak dosa, maka biarkan aku meminta pendapat pemuda itu, barangkali ia akan menerima atau menutupinya…”

Setelah melalui musyawarah dan diskusi yang panjang, gadis itu pun menerima usulan itu. Sang ibu pun pergi, tidak tahu entah bagaimana akan membuka berita buruk ini kepada sang calon pengantin. Setelah sempat bimbang, tidak lama kemudian ia meminta supaya pemuda itu menemuinya.

Ketika pemuda itu datang, ia membuka permasalahan itu kepadanya dan meminta pendapatnya. Ia menceritakan bahwa putrinya menjadi komitmen terhadap agama setelah perbuatan itu dan telah bertaubat kepada Allah, inilah sebab penolakannya untuk menikah…

Pemuda itu berpikir sejenak, kemudian berkata kepadanya, “Saya sepakat untuk menikah dengannya selama ia telah bertaubat dan kembali kepada Allah dan istiqamah. Dahulu sebelum komitmenku terhadap agama, aku sendiri berada dalam kemaksiatan dan kemungkaran. Sementara kita tidak tahu siapakah yang diterima taubatnya di sisi Allah.”

Wajah sang ibu itu berseri mendengar berita gembira ini dan segera pergi menemui putrinya dengan penuh suka cita, dan dalam waktu yang bersamaan ia merasa takjub dengan sikap ksatria dan keputusan baik pemuda itu, lalu memberitahukan kabar gembira itu kepada putrinya. Dan pernikahan pun terlaksana.

Ketika bertemu, sang wanita banyak menangis. Sementara bahasa isyaratnya mengatakan, “Betapa engkau laki-laki cerdas. Aku akan menjadi istri yang taat bagimu.” Dan Allah pun mempertemukan mereka berdua dengan kebaikan.

Sumber: 90 Kisah Malam Pertama karya Abdul Muththalib Hamd Utsman, edisi terjemah cet. Pustaka Darul Haq Jakarta, alsofwah.or.id
Artikel www.KisahMuslim.com

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28

7 Comments

  1. bagus ya??? salam saja dari aku salam paling manisss taulina.

  2. yusuf

    lanjutan comment yg td.
    menurut ana judulnya itu menganjurkan kemaksiatan.

    krn spt ini. kata-kata “yang berakibat” itu adalah kata sebab kan? jika itu dalam hal negatif / maksiat, maka tidak baik. krn belum tentu orang yg bermaksiat/ zina sebelum menikah berakibat ketaatan spt itu?

    kalau utk menolak hal yg negatif, itu baru nyambung.

    seperti judul: Tidak jadi mencuri yang berakibat dapat istri shalihah..

    atau menolak suap-menyuap yang berakibat dapat rezeki yang melimpah, DLL.

    hal yg baik berakibat baik, itu judul yg baik.
    tapi kalau judul kehilangan kehormatan yang berakibat ketaatan itu bukan judul yg sesuai.

    judul itu seperti menganjurkan agar zina dulu baru berakibat ketaatan, itu yg ana tangkap.

    kalau judul itu diganti seperti:
    Menyesali Zina Yang Pernah Dilakukan Lalu Allah Ganti Dengan Nikmat Ketaatan.

    nah itu baru sesuai. yg inti dr judul itu pun sesuai dgn kisahnya, gadis itu memang pernah berzina kemudian dia menyesal sehingga dia mememutuskan utk lebih mentaati Rabbnya.

    tapi kehilangan kehormatannya yg berakibat ketaatan itu justru keluar dari tujuan kisah itu.

  3. firmansyah

    izin copas untuk disebarkan,semoga bermanfaat untuk teman-teman yang lainnya.syukron

  4. hendrobudiutomo

    nice story,

  5. Nissa el Firdausy

    Subhanallah,

    kepada admin atau siapapun yang dapat menjawab saya ingin bertanya,
    Adakah ciri-ciri wanita (belum menikah) yang telah kehilangan kehormatannya ?

    terimakasih.

  6. ibnusyaifya

    bukankah Harom menceritakan AIB diri sendiri kepada orang lain..
    bukankah tidak perawan itu merupakan AIB? dan tidak boleh diceritakan kepada calon suami sekalipun..
    dan juga fatwa Lajnah para Ulama Saudi Arabia pun pernah membahas soal ini, dimana terlarang hukumnya wanita mengatakan status kesucian dirinya kepada calon suaminya..
    Andaikata kelak suami menerima kesalahannya di masa lampau maka itu hal yg indah
    jika kelak suami tidak bisa menerima, maka sesungguhnya dia bkn lelaki baik..
    Wallohu A’lam

Leave a Reply