قصة موسى مع فرعون
إنَّ من القصص العجيب الذي أعاده الله في القرآن وثنَّاه قصة موسى عليه السلام مع فرعون ، لكونها مشتملة على حكم عظيمة وعبر بالغة وعظات مؤثرة ، وفيها نبؤُه سبحانه مع المؤمنين والظالمين بإعزاز المؤمنين ونصرهم وإذلال الكافرين وخذلانهم { تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ (2) نَتْلُو عَلَيْكَ مِنْ نَبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (3) إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِي الْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ} [القصص:2-4] .
Di antara kisah-kisah menakjubkan yang diulang-ulang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Quran adalah kisah Musa ʿAlaihis Salām melawan Firaun, karena kisah tersebut sarat dengan hikmah yang agung, pelajaran yang penting, nasihat yang mendalam, dan kabar-Nya Subhanahu wa Ta’ala tentang orang-orang beriman dengan orang-orang zalim serta bagaimana dimuliakan dan ditolongnya orang-orang beriman dan dihinakan dan diperdayanya orang-orang kafir. “Ini ayat-ayat Kitab (Al-Quran) yang jelas (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala).
Kami Membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Firaun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman. Sungguh, Firaun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah. Dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil) dengan menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Firaun) termasuk orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas: 2-4).
ولما أراد الله جل وعلا إنقاذ هذا الشعب من ظلم فرعون وطغيانه وتكبره وعدوانه أجرى من الأسباب العظيمة ما لم يشعر به فرعون ولا أولياؤه ولا أعداؤه ، حيث أمر سبحانه أمَّ موسى عليه السلام أن تضع وليدها موسى في تابوت مغلق ثم تلقيه في اليم ، ووعدها تبارك وتعالى بحفظه وبشَّرها بأنه سيردُّه إليها وأنه سيكْبرُ ويسْلم من كيدهم ، وأنه سبحانه سيجعله من المرسلين
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak untuk menyelamatkan bangsa tersebut dari penindasan Firaun dan kezaliman, arogansi, dan kekejamannya, Dia Menjalankan rencana-rencana agung yang bahkan tidak disadari oleh Firaun dan pendukungnya maupun musuhnya, yaitu ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Ibu Musa ʿAlaihis Salām untuk menempatkan anaknya, Musa, dalam sebuah peti yang tertutup kemudian menghanyutkannya ke sungai.
Dia Subhanahu wa Ta’ala juga menjanjikannya bahwa Dia akan menjaganya dan memberinya kabar gembira bahwa Dia akan Mengembalikannya ʿAlaihis Salām kepadanya, bahwa dia ʿAlaihis Salām akan tumbuh hingga dewasa dan selamat dari rencana jahat mereka, dan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan Menjadikannya seorang rasul.
{ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ} [القصص:7] . ففعلت ما أُمرت به ، وساق الله هذا التابوت وبداخله موسى عليه السلام يتقاذفه الموج إلى أن وصل مكان قريب من فرعون وآله { فَالْتَقَطَهُ آلُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا} [القصص:8] وفي هذا أن الحذر لا ينفع من القدر ، فإن الذي خاف منه فرعون وقتَّل أبناء بني إسرائيل لأجله قيَّض الله أن ينشأ في بيت فرعون ويتربى تحت يده وعلى نظره وفي كفالته .
“Dan Kami Ilhamkan kepada ibunya Musa, susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya, maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil) dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan Mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul.’” (QS. Al-Qasas: 7).
Dia lantas melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian menuntun peti yang berisi Musa ʿAlaihis Salām di dalamnya tersebut dengan gelombang air yang mengombang-ambingkannya sampai di sebuah tempat yang dekat dengan Firaun dan keluarganya. “Maka dia dipungut oleh keluarga Firaun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka.” (QS. Al-Qasas: 8).
Di sini, ternyata kewaspadaan tidak dapat menolak takdir. Orang yang Firaun takuti hingga membuatnya membunuh anak-anak Bani Israil ternyata malah Allah Subhanahu wa Ta’ala kumpulkan bersamanya, tumbuh di dalam rumahnya, dan dididik di bawah kekuasaannya, asuhannya, nafkah darinya.
ومن لطف الله بموسى وأمه أن منعه من قبول الرضاعة من ثدي أي امرأة ، فأخرجوه إلى السوق لعلهم يجدون من يقبل منها الرضاع ، فجاءت أخته وهو بتلك الحال { فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ} [القصص:12] فاشتملت مقالتها هذه على الترغيب في أهل هذا البيت وبيان ما هم عليه من تمام الحفظ وحسن الكفالة { فَرَدَدْنَاهُ إِلَى أُمِّهِ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ} [القصص:13] .
Di antara bentuk kasih sayang Allah kepada Musa Alaihis Salām dan ibunya, Dia menjadikan Musa tidak mau menyusu kepada wanita mana pun sehingga mereka membawanya ke pasar untuk mencarikan seorang wanita yang barangkali Musa mau menyusu kepadanya.
Dalam keadaan Musa Alaihis Salām yang seperti itu, maka saudarinya mendatanginya dan berkata “Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?” (QS. Al-Qasas: 12).
Pernyataannya ini berisi bujukan agar mereka berminat dengan keluarganya tersebut dan menjelaskan bahwa mereka akan menjaganya dengan baik dan mengasuhnya dengan benar. “Maka Kami Kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati lagi, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.” (QS. Al-Qasas: 13).
ولما بلغ عليه السلام أشده واستوى آتاه الله حُكماً وعلْما ؛ حُكماً يعرف به الأحكام الشرعية والفصل بين الناس، وعلماً كثيرا . ثم جرت أحداث منها قتل موسى عليه السلام للقبطي ، وتشاور ملأ فرعون مع فرعون على قتله واجتمع رأيهم على ذلك ، ويبلغ موسى الخبر فيخرج من مصر { خَائِفًا يَتَرَقَّبُ} [القصص:21] ودعا الله {قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ } [القصص:21] .
Ketika Musa ʿAlaihis Salām sudah balig dan dewasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan hukum dan ilmu kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberinya ilmu yang banyak dan hukum yang dengannya dia mengetahui hukum-hukum syariat untuk memutuskan perselisihan di tengah manusia.
Setelah itu, ada beberapa kejadian besar dalam hidupnya, di antaranya adalah tewasnya seseorang dari suku Qibti di tangan Musa hingga para kaki tangan Firaun berkonsultasi kepadanya untuk membunuhnya sehingga mereka satu suara untuk mengeksekusinya.
Namun kabar itu sampai ke telinga Musa Alaihis Salām sehingga dia melarikan diri dari Mesir. “Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya)” seraya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.” (QS. Al-Qasas: 21).
وأكرمه الله جل وعلا في رحلته تلك بالتزوج من امرأة صالحة ، ثمَّ إنه سبحانه أكرمه بأعظم كرامة وحباه بأعظم نعمة فجعله من المرسلين { قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ} [الأعراف:144] .
Dalam pelariannya tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakannya dengan menikahkannya dengan seorang wanita salehah dan juga Memberinya kehormatan yang paling agung dan menganugerahinya nikmat yang paling mulia, yaitu menjadikannya seorang rasul.
“(Allah Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, ‘Wahai Musa! Sesungguhnya Aku telah memilihmu (melebihkanmu) dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan firman-Ku, sebab itu berpegang-teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau menjadi orang yang bersyukur.’” (QS. Al-A’raf: 144).
وأيَّده تبارك وتعالى بالحجج الباهرة والبراهين الظاهرة { اسْلُكْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ وَاضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ الرَّهْبِ فَذَانِكَ بُرْهَانَانِ مِنْ رَبِّكَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ} [القصص:32] . ويأمره تبارك وتعالى بالتوجُّه إلى فرعون لدعوته ، وأمَره أن يقول له قولاً ليناً لعله يتذكر أو يخشى . ويطلب موسى من الله أن يعينه على ما حمله وأن يسدِّده فيما وكل إليه
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyokong Musa Alaihis Salām dengan hujah-hujah yang jelas dan bukti-bukti yang nyata. “Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan keluar (cahaya) putih tanpa cacat, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan. Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan) kepada Firaun dan para pembesarnya. Sungguh, mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Al-Qasas: 32).
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruhnya ʿAlaihis Salām untuk pergi kepada Firaun untuk mendakwahinya dan memerintahkannya Alaihis Salām untuk mengucapkan kata-kata lembut kepadanya, agar dia sadar atau takut. Lantas Musa Alaihis Salām meminta Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Membantunya untuk mengemban misi tersebut dan meneguhkannya dalam tugas yang diberikan kepadanya.
قَالَ رَبِّ إِنِّي قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ (33) وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ} [القصص:33-34] . فأجابه الله فيما سأل { قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَانًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا بِآيَاتِنَا أَنْتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغَالِبُونَ} [القصص:35] .
“Dia (Musa) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh aku telah membunuh seorang dari golongan mereka, sehingga aku takut mereka akan membunuhku. Adapun saudaraku, Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku, karena, sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku.’” (QS. Al-Qasas: 33-34).
Maka dari itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan apa yang dia Alaihis Salām pinta. “Dia (Allah Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, ‘Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saudaramu, dan Kami Berikan kepada kalian berdua kekuasaan yang besar, sehingga mereka tidak akan dapat mengungguli kalian, (maka berangkatlah kalian berdua) dengan membawa mukjizat Kami, (karena) kalian berdua dan orang yang mengikuti kalian yang akan menang.'” (QS. Al-Qasas: 35).
ويأتي الأمر الإلهي إلى موسى وأخيه عليهما السلام لإنفاذ هذه المهمة وأداء هذا المطلب العظيم { اذْهَبْ أَنْتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي (42) اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44) قَالَا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى (45) قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى (46)
Lalu perintah ilahi datang kepada Musa dan saudaranya Alaihimas Salam untuk melaksanakan tugas tersebut dan menjalankan misi agung tersebut. “Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan)-Ku, dan janganlah kalian berdua lalai mengingat-Ku, pergilah kalian berdua kepada Firaun, karena dia benar-benar telah melampaui batas dan ucapkanlah (oleh kalian berdua) kepadanya (Firaun) kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.
Keduanya berkata, ‘Ya Tuhan kami, sungguh, kami khawatir dia akan segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas.’” (QS. Taha: 42-45).
قَالَ لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى (46) فَأْتِيَاهُ فَقُولَا إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا تُعَذِّبْهُمْ قَدْ جِئْنَاكَ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكَ وَالسَّلَامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى (47) إِنَّا قَدْ أُوحِيَ إِلَيْنَا أَنَّ الْعَذَابَ عَلَى مَنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى} [طه:42-48] . ويتوجَّه موسى وأخوه هارون عليهما السلام بكل شجاعة وقوة وثبات لتبليغ رسالة الله وتنفيذ أمره سبحانه .
“Dia (Allah Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, ‘Janganlah kalian berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kalian, Aku mendengar dan melihat. Pergilah kalian berdua kepadanya (Firaun) dan katakanlah, ‘Sungguh, kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah engkau menyiksa mereka.
Sungguh, kami datang kepadamu dengan membawa bukti (atas kerasulan kami) dari Tuhanmu, dan keselamatan akan dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk. Sungguh, telah diwahyukan kepada kami bahwa siksa akan (ditimpakan) pada siapa pun yang mendustakan (ajaran agama yang kami bawa) dan berpaling (tidak mempedulikannya).’’ (QS. Taha: 46-48).
Musa dan saudaranya, Harun, Alaihimas Salam, berangkat menemuinya dengan penuh keberanian, kekuatan, dan keteguhan untuk menyampaikan risalah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan melaksanakan perintah-Nya Subhanahu wa Ta’ala.
لقد أرسل الله موسى عليه السلام بالآيات والسلطان المبين إلى فرعون الذي تكبر على الملأ وقال أنا ربكم الأعلى، فجاءه موسى بالآيات البينات ودعاه إلى توحيد رب الأرض والسماوات ، فقال فرعون منكراً وجاحداً : { وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ} [الشعراء:23] فأنكر الرب العظيم الذي قامت بأمره الأرض والسماوات وكان له آية في كل شيء من المخلوقات ، فأجابه موسى { قَالَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ} [الشعراء:24]
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Musa Alaihis Salam dengan mukjizat dan penjelasan yang jelas kepada Firaun, yang menyombongkan diri di hadapan manusia dan berkata, “Aku adalah tuhan kalian yang Maha Tinggi.”
Karena alasan itulah Musa menemuinya dengan bukti-bukti yang jelas dan mengajaknya untuk mengesakan Tuhan bumi dan langit. Namun Firaun malah ingkar dan menyangkal. ”Fir‘aun bertanya, ’Siapakah Tuhan semesta alam itu’” (QS. Asy-Syu’ara’: 23).
ففي السماوات والأرض وما بينهما من الآيات ما يوجب الإيقان للموقنين ، فقال فرعون لمن حوله ساخراً ومستهزئاً بموسى : { أَلَا تَسْتَمِعُونَ} [الشعراء:25] ، فذكَّره موسى بأصله وأنه مخلوق من العدم وصائر إلى العدم كما عُدم آباؤه الأولون فقال موسى { قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ} [الشعراء:26] ، وحينئذ بهت فرعون فادَّعى دعوى المكابر المغبون فقال : { إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ} [الشعراء:27]
Padahal di langit dan di bumi dan pada segala sesuatu yang ada di antara keduanya ada tanda-tanda yang meyakinkan keyakinan orang-orang yang yakin, tetapi malah Firaun berkata kepada orang-orang di sekitarnya sambil mengejek dan mengolok-olok Musa Alaihis Salām . “Dia (Fir‘aun) berkata kepada orang-orang di sekelilingnya, ‘Apakah kamu tidak mendengar (apa yang dikatakannya)?’” (QS. Asy-Syu’ara’: 25).
Lantas Musa Alaihis Salam mengingatkannya tentang asal-usulnya, bahwa dia diciptakan dari ketiadaan dan akan kembali kepada ketiadaan, seperti nenek moyangnya juga telah tiada. “Dia (Musa) berkata, ‘(Allah Subhanahu wa Ta’ala) Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu terdahulu.’” (QS. Asy-Syu’ara’: 26).
Ketika itulah Firaun tercengang lalu melontarkan dalih orang sombong yang berlagak terzalimi. “Dia (Firaun) berkata, ’Sungguh, Rasul kalian yang diutus kepada kalian ini benar-benar orang gila.’” (QS. Asy-Syu’ara’: 27).
فطعن بالرسول والمرسِل ، فردَّ عليه موسى ذلك وبيَّن له أن الجنون إنما هو إنكار الخالق العظيم فقال : { قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ } [الشعراء:28] فلما عجز فرعون عن ردِّ الحق لجأ إلى التهديد والتوعد بالسجن فقال : { لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لَأَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ} [الشعراء:29] . وما زال موسى يأتي بالآيات كالشمس وفرعونُ يحاول بكل جهده ودعاياته أن يقضي عليها بالرد والطمس حتى قال لقومه
Dia telah menghina sang Rasul dan Zat yang Mengutusnya, maka Musa Alaihis Salam membantahnya dan menjelaskan kepadanya bahwa yang gila adalah orang yang mengingkari Sang Pencipta Yang Maha Agung. “Dia (Musa) berkata, ‘(Dialah) Tuhan (yang menguasai) timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu mengerti.’” (QS. Asy-Syu’ara’: 28).
Ketika Firaun tidak mampu lagi membantah kebenaran tersebut, dia lantas menebar ancaman dan menakut-nakutinya dengan penjara. “Dia (Fir‘aun) berkata, ‘Jika benar engkau menyembah Tuhan selain aku, sungguh, aku masukkan engkau ke dalam penjara.’” (QS. Asy-Syu’ara’: 29).
Musa Alaihis Salam terus-menerus menghujamnya dengan bukti-bukti sejelas matahari sedangkan Firaun terus berusaha dengan segala upaya dan propagandanya untuk membantah dan memadamkan semua itu, hingga dia berkilah pada kaumnya.
“Dan Firaun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata, ‘Wahai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir itu milikku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku, apakah kalian tidak melihat? Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini (Musa) yang hampir-hampir dia sendiri tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? Mengapa dia (Musa) tidak dipakaikan gelang dari emas atau dibersamai malaikat yang datang mengiringinya?’ Maka (Fir‘aun) dengan perkataan itu mampu mempengaruhi kaumnya, sehingga mereka patuh kepadanya.
Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik, maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami Jadikan mereka sebagai (kaum) yang telah berlalu dan pelajaran bagi orang-orang yang datang kemudian.” (QS. Az-Zukhruf: 51-56).
وكان من قصة إغراقهم أنَّ الله أوحى إلى موسى أن يسري بقومه ليلاً من مصر فاهتمَّ لذلك فرعون اهتماماً عظيماً، فأرسل في جميع مدائن مصر أن يحشر الناس للوصول إليه لأمرٍ يريده الله ، فجمع فرعون قومه وخرجوا في إثر موسى متجهين إلى جهة البحر الأحمر { فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ} [الشعراء:61]
Di antara penggalan kisah ditenggelamkannya mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan kepada Musa Alaihis Salam untuk pergi dari Mesir bersama kaumnya pada malam hari. Hal ini membuat Firaun mengawasi gerak-gerik mereka secara totalitas hingga mengutus utusan ke semua kota-kota di Mesir untuk mengumpulkan orang-orang untuk mengejarnya dan untuk menemui ketetapan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala Kehendaki.
Firaun mengumpulkan kaumnya lalu pergi mengikuti jejak Musa Alaihis Salam yang berjalan ke arah Laut Merah. “Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, ‘Kita benar-benar akan tersusul.’” (QS. Asy-Syu’ara’: 61).
البحر من أمامنا فإن خضناه غرقنا ، وفرعون وقومه خلفنا فإن وقفنا أدركنا ؛ فقال موسى : { قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ} [الشعراء:62] ، فلما بلغ البحرَ أمره الله أن يضربه بعصاه فضربه فانفلق البحرُ اثني عشر طريقاً ، وصار الماء السيال بين هذه الطرق كأطواد الجبال ، فلما تكامل موسى وقومه خارجين ، وتكامل فرعون بجنوده داخلين ، أمر الله البحر أن يعود إلى حاله فانطبق على فرعون وجنوده فكانوا من المغرقين .
“Laut ada di depan kita, jika kita menerjangnya, kita akan tenggelam, akan tetapi Firaun dan kaumnya ada di belakang kita, jika kita berhenti, kita akan tertangkap.” Lantas dia (Musa) menjawab, “Sekali-kali tidak akan (tersusul), sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan Memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara’: 62).
Ketika dia Alaihis Salam tiba di tepi laut, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkannya untuk memukulnya dengan tongkatnya, maka dia memukulnya lalu laut itu terbelah menjadi dua belas jalur di mana air mengalir di antara jalur-jalur tersebut, laksana tebing-tebing pegunungan.
Ketika Musa dan kaumnya sudah keluar dari laut, Firaun dan bala tentaranya baru memasukinya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala Memerintahkan laut untuk kembali ke keadaannya yang semula lalu menghantam Firaun dan bala tentaranya hingga mereka ditenggelamkan.
فانظروا – رحمكم الله – إلى ما في هذه القصة من العبر والآيات ؛ كيف كان فرعون يقتل أبناء بني إسرائيل خوفاً من موسى ، فتربى موسى في بيته وتحت حجر امرأته !! وكيف قابل موسى هذا الجبار العنيد مصرحاً معلناً بالحق هاتفاً به ” ألا إنَّ ربكم هو الله ربُّ العالمين ” فأنجاه الله منه !!
Perhatikanlah —semoga Allah Merahmati Anda— pelajaran dan ayat-ayat-Nya dalam kisah ini, bagaimana Firaun membunuh anak-anak Bani Israil hanya karena takut kepada Musa, tapi malah Musa tumbuh di dalam rumahnya dan di bawah asuhan istrinya!! Perhatikan bagaimana Musa Alaihis Salam mendatangi raja tiran yang membangkang ini untuk menyampaikan kebenaran secara terbuka dan terang-terangan seraya berkata kepadanya, “Ketahuilah bahwa Tuhanmu adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam,” hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala Menyelamatkannya darinya!!
وكيف كان الماء السيال شيئا جامداً كالجبال بقدرة الله ، وكان الطريق يبساً لا وحل فيه ولا زلق !! وكيف أهلك الله هذا الجبار العنيد بمثل ما كان يفتخر به ، فقد كان يفتخر بالأنهار التي تجري من تحته فأُهلك بالماء !! .
Perhatikan bagaimana air yang mengalir dengan kemahamampuan Allah Subhanahu wa Ta’ala berubah menjadi sesuatu yang padat seperti gunung dan menjadi jalan yang kering yang tidak becek dan tidak berlumpur!! Perhatikan bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan raja tiran pembangkang ini dengan sesuatu yang sebelumnya pernah dia bangga-banggakan, sebagaimana dia pernah membangga-banggakan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, akhirnya dia dibinasakan oleh air!!
ولاشك أن ظهور آيات الله في مخلوقاته نعمة كبرى يستحق عليها الحمد والشكر ، خصوصاً إذا كانت في نصر أولياء الله وحزبه ودحر أولياء الشيطان وحزبه . ولذلك لما قدِم النبي صلى الله عليه وسلم المدينة وجد اليهود يصومون اليوم العاشر من هذا الشهر – شهر المحرم –
Tidak diragukan lagi bahwa munculnya ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala di antara makhluk-makhluk-Nya adalah nikmat yang besar, yang membuat puja dan syukur selayaknya dihaturkan kepada-Nya, apalagi jika hal itu berupa kemenangan wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pengikutnya dan kekalahan wali-wali setan dan para pengikutnya.
Oleh karena itu, ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari kesepuluh di bulan ini —yakni bulan Muharram—.
ويقولون إنه يوم نجَّى الله فيه موسى وقومه وأهلك فرعون وقومه فصامه موسى شكراً ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم (( نَحْنُ أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ )) فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ[رواه البخاري (2004) ، ومسلم (1130) عن ابن عباس رضي الله عنهما .] ، وسُئل النبي صلى الله عليه وسلم عن صيامه فقال : ((أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ)) [رواه مسلم (1162) من حديث أبي قتادة رضي الله عنه .].
Mereka mengatakan, “Hari ini adalah hari di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Musa dan kaumnya dan membinasakan Firaun dan kaumnya, sehingga Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur,” maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menimpali mereka dan bersabda, “Kami lebih berhak atas Musa daripada kalian.”
Lalu beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam berpuasa di hari itu dan memerintahkan orang-orang berpuasa. (Diriwayatkan oleh Bukhari (2004) dan Muslim (1130) dari hadis Ibnu Abbas —semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridainya—.)
Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang keutamaan puasa di hari tersebut dan kemudian bersabda, “Aku berharap bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan Mengampuni (dosa) setahun sebelumnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim (1162) dari hadis Abu Qatadah —semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridainya—.)
فينبغي للمسلم أن يصوم يوم عاشوراء وكذلك اليوم التاسع لتحصل بذلك فضيلة صيامه ومخالفة اليهود التي أمر الرسول صلى الله عليه وسلم بها .
**********
________________
Jadi, seorang muslim selayaknya berpuasa pada hari Asyura ini dan pada hari kesembilannya agar mendapatkan keutamaan puasa tersebut dan keutamaan menyelisihi orang-orang Yahudi, sebagaimana hal itu diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
**********
________________
Sumber: