Menceritakan sebab-sebab penolakan orang-orang Mekah terhadap Islam adalah sesuatu yang penting. Karena terdapat kesamaan dengan karakteristik manusia modern zaman sekarang. Bisa jadi mereka adalah orang-orang yang beridentitas muslim. Namun penolakan mereka terhadap Islam dan syariat Islam mirip-mirip dengan karakter orang-orang jahiliyah dulu.
Boleh jadi mereka membenci budaya Arab jahiliyah. Tapi hakikatnya merekalah yang meniru karakter dan budaya orang Arab itu. Boleh jadi mereka berpenampilan islami. Tapi ketika mendengar kata syariat Islam, merekalah orang-orang yang paling benci.
Hal-hal lainnya yang menghalangi orang-orang Quraisy menerima Islam adalah:
Kesombongan
Banyak orang tidak menerima kebenaran karena kesombongan. Sifat sombong telah menjadi cerita awal penciptaan makhluk. Yaitu cerita antara Nabi Adam dan Iblis. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” [Quran Al-Baqarah: 34]
Karena kesombongan inilah Iblis menjadi kufur dan diusir dari surga. Dan ia dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala. Allah juga menceritakan tentang sifat orang-orang kafir di Mekah ketika diajak kepada kebenaran:
وَقَالُوا لَوْلاَ نُزِّلَ هَذَا القُرْءانُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ القَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ
“Dan mereka berkata: “Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?” [Quran Az-Zukhruf: 31].
Ayat ini ditujukan kepada penduduk Mekah dan Thaif. Mereka memaksudkan orang yang mulia adalah al-Walid bin al-Mughirah di Mekah. Ayah dari Khalid bin al-Walid. Dan ‘Aurah bin Mas’ud ats-Tsaqafi di Thaif.
Orang-orang kafir itu mengatakan, “Kalau seandainya agama ini diturunkan kepada seorang tokoh besar semisal dua orang tersebut, mereka akan beriman.” Padahal Rasulullah adalah makhluk Allah yang paling mulia. Tapi mereka menilai kemuliaan itu dengan banyaknya harta. Bukan dengan akhlak, takwa, dan kelurusan akidah.
Takut Kehilangan Ketokohan Karena Bangsawan dan Kepemimpinan
Termasuk penghalang orang-orang kafir Mekah untuk memeluk Islam adalah mereka takut kehilangan ketokohan dan kepemimpinan. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan membawa hukum syariat Allah. Yang dengan hukum tersebut beliau menjadi rujukan dan kepemimpinan. Sehingga para tokoh dan pemimpin Mekah tidak mau kehilangan kedudukan mereka.
Takut Kehilangan Keuntungan Ekonomi
Di antara mereka juga ada yang takut kehilangan maslahat perekonomian. Mekah adalah pusat Jazirah Arab. Orang-orang Arab penyembah berhala sering berziarah ke kota tersebut. Kunjungan mereka menopang perekonomian Mekah. Penduduk Mekah membeli barang-barang dari luar. Kemudian dijual lagi kepada penduduk Arab yang datang ke kota mereka.
Kalau Mekah menerima Islam, tentu tidak semua orang Arab akan menerima hal tersebut. Mereka akan marah. Dan kondisi ini akan mengubah Mekah yang merupakan tempat yang aman menjadi daerah yang terancam peperangan. Mereka akan memboikot Mekah, berhenti berkunjung ke sana bahkan bisa jadi malah mengepung kota suci tersebut. Tidak diragukan lagi hal ini merusak perekonomian Mekah dan mata pencarian penduduknya.
Atau sekenario yang lain, seandainya Islam tersebar di luar Mekah. Bisa-bisa penduduk luar Mekah itu memboikot Mekah pula. Seperti ketika Tsumamah bin Utsal radhiallahu ‘anhu, penguasa Yamamah, memeluk Islam. Ia memboikot suplai makanan ke Mekah. Mekah pun menderita karena hal tersebut.
Takut Tidak Bisa Lagi Menuruti Syahwat dan Hidup Suka-suka
Dalam agama Islam terdapat perintah dan larangan. Islam menyerukan pada suatu yang mulia. Mengajarkan akhlak yang terpuji, dan menjauhi dosa dan maksiat. Sementara para pemuja hawa nafsu hidup sesuka mereka. Tak mau terikat aturan. Mereka merasa berat kalai hidup itu diatur dan terikat. Jiwa mereka merasa terkekang dengan adanya perintah dan larangan.
Islam melarang zina, mengonsumsi khamr, berbuat kezaliman dan kerusakan. Semua ini diperangi oleh Islam. Sekuat keinginan mereka memenuhi syahwat mereka, sekuat itu pula mereka memerangi dakwah Islam.
Kebodohan
Factor lainnya yang membuat orang-orang Mekah menolak Islam adalah kebodohan. Sebagian dari mereka tidak menggunakan logika dan akal sehat dalam memahami konsep ketuhanan. Menurut orang-orang seperti ini Tuhan itu semestinya memang banyak. Bukan hanya satu dan yang paling berkuasa. Sehingga ketika diseru untuk menyembah satu Tuhan saja, mereka keheranan.
أَجَعَلَ الآَلِهَةَ إِلَهًا واحدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
“Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” [Quran Shad: 5].
Mereka terheran-heran dengan konsep tauhid. Padahal konsep satu Tuhan ini sangat logis sekali. Allah Ta’ala berfirman,
مَا اتَّخَذَ اللهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَهٍ إِذًا لَذَهَبَ كُلُّ إِلَهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلاَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” [Quran 23:91]
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلاَّ اللهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” [Quran Al-Anbiya: 22].
Seseorang yang menggunakan akal dan logikanya dengan baik pastilah dengan mudah memahami bahwa selayaknya Tuhan itu memang satu.
Bagi sebagian mereka, konsep ketuhanan dengan tauhid ini logis dan masuk akal. Namun mereka menentang akal dan logika mereka sendiri. Sikap ini lebih bodoh lagi dari yang sebelumnya.
قُلْ لِمَنِ الأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (84) سَيَقُولُونَ للهِ قُلْ أَفَلاَ تَذَكَّرُونَ (85) قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ (86) سَيَقُولُونَ للهِ قُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ (87) قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلاَ يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (88) سَيَقُولُونَ للهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ (89) بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
“Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” [Quran Al-Mukminun: 84-89].
Sumber:
– https://islamstory.com/ar/artical/3406652/لماذا-لم-يؤمن-أهل-مكة
Oleh Nurfitri Hadi (IG: @nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com