Kisah Pilihan

Muslim Menyembah Ka’bah?

Sebagian non muslim menuduh umat Islam menyembah batu hitam atau kotak hitam, yaitu Ka’bah. Tuduhan mereka ini sebenarnya sangat mudah dijawab dengan memberikan klarifikasi dari sudut pandang syariat dan logika.

Dalam tulisan ini, kami ingin menambahkan sudut pandang lainnya sebagai jawaban dari tuduhan tersebut, yaitu sudut pandang sejarah. Lebih tepatnya lagi siroh nabawiyah.

Saat memasuki Kota Mekah di tahun 8 H, Rasulullah memasuki kota suci itu sebagai pemenang. Dan orang-orang Quraisy yang dulu melakukan intimidasi terhadap kaum muslimin tertunduk lemah dan kalah. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki Masjid al-Haram dengan menundukkan kepada, merendahkan diri kepada pemiliknya yang sejati, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: ” أَقْبَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الفَتْحِ، وَهُوَ مُرْدِفٌ أُسَامَةَ عَلَى القَصْوَاءِ، وَمَعَهُ بِلاَلٌ، وَعُثْمَانُ بْنُ طَلْحَةَ، حَتَّى أَنَاخَ عِنْدَ البَيْتِ، ثُمَّ قَالَ لِعُثْمَانَ: ائْتِنَا بِالْمِفْتَاحِ. فَجَاءَهُ بِالْمِفْتَاحِ فَفَتَحَ لَهُ البَابَ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأُسَامَةُ، وَبِلاَلٌ، وَعُثْمَانُ، ثُمَّ أَغْلَقُوا عَلَيْهِمُ البَابَ، فَمَكَثَ نَهَارًا طَوِيلًا، ثُمَّ خَرَجَ وَابْتَدَرَ النَّاسُ الدُّخُولَ، فَسَبَقْتُهُمْ فَوَجَدْتُ بِلاَلًا قَائِمًا مِنْ وَرَاءِ البَابِ، فَقُلْتُ لَهُ: أَيْنَ صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ: صَلَّى بَيْنَ ذَيْنِكَ العَمُودَيْنِ المُقَدَّمَيْنِ، وَكَانَ البَيْتُ عَلَى سِتَّةِ أَعْمِدَةٍ سَطْرَيْنِ، صَلَّى بَيْنَ العَمُودَيْنِ مِنَ السَّطْرِ المُقَدَّمِ، وَجَعَلَ بَابَ البَيْتِ خَلْفَ ظَهْرِهِ، وَاسْتَقْبَلَ بِوَجْهِهِ الَّذِي يَسْتَقْبِلُكَ حِينَ تَلِجُ البَيْتَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجِدَارِ”.

Pada saat tahun penaklukkan Kota Mekah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki Mekah sambil membonceng Usamah (bin Zaid) di atas onta beliau, al-Qashwa’. Turut mendampingi beliau; Bilal, Utsman, dan Thalhah hingga mendudukkan ontanya di sisi Ka’bah.

Nabi kemudian memerintah Utsman, “Ambilkan kunci (Ka’bah).” Lalu Utsman menyerahkan kunci pintu Ka’bah kepada beliau. Kemudian nabi membuka pintunya. 

Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki Ka’bah bersama Usamah, Bilal, dan Utsman. Kemudian beliau mengunci pintu (dari dalam). Beliau berada di dalam Ka’bah sepanjang siang.

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar, orang-orang bersegera memasukinya. Dan aku (Abdullah bin Umar) berhasil mendahului mereka. Di dalam Ka’bah kulihat Bilal berdiri di belakang pintu. Aku bertanya padanya, “Dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi sholat”?

Bilal menjawab, “Beliau shalat di antara dua tiang depan ini.”

Saat itu Ka’bah terdiri dari enam tiang yang sejajar dua baris. Nabi shalat di antara dua tiang di baris depan. Dan memposisikan pintu Ka’bah di belakang beliau. Wajah beliau menghadap seperti orang yang masuk. Antara pintu dan dinding.” [HR. al-Bukhari No: 4400 dan Muslim No: 1329].

Adz-Dzahabi meriwayatkan dari Ibnu Ishaq yang mendapat cerita dari keluarga Jubair bin Muth’im bahwa saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki Mekah, beliau perintahkan Bilal untuk menaiki Ka’bah. Lalu mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah. 

Melihat hal itu, salah seorang anggota klan Quraisy dari Bani Said bin al-Ash berkomentar, “Allah telah memuliakan Said (bin al-Ash), ia tidak sempat melihat budak hitam ini naik ke atas Ka’bah.”

Maksudnya Said bin al-Ash ayah mereka, sudah meninggal lebih dulu sehingga ia tidak sempat menyaksikan kejadian seorang budak yang dulu dihinakan, sekarang naik di atas Ka’bah.

Urwah bin az-Zubair berkata, “Pada hari penaklukkan Kota Mekah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan dari atas Ka’bah.” (Siyar A’lam an-Nubala, 2/181).

Pelajaran:

  1. Umat Islam tidak menyembah Ka’bah. Buktinya, Rasulullah memerintahkan Bilal untuk memanjatnya dan naik ke atasnya. Atau bahasa yang lebih sederhana mengizinkan Bilal menginjaknya. Ini bukti jelas bahwa Ka’bah bukanlah Tuhan yang disembah. Tidak mungkin orang yang menyembah sesuatu kemudian berani menginjaknya. Bahkan hingga saat ini kita saksikan petugas yang memasng kiswah Ka’bah dan yang membersihkannya, naik ke atas Ka’bah.
  2. 15 abad yang lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kesetaraan. Bagaimana Bilal yang merupakan seorang budak, Usamah bin Zaid anak dari seorang mantan budak, dan Utsman bin Affan keluarga Quraisy dari klan Bani Umayyah yang terhormat, mereka bersama setara. Mereka semua menemani Rasulullah di dalam Ka’bah. Hari ini peradaban modern menganggap mereka yang memulai ide kesetaraan ini. Jauuuh.. sejak dulu Islam sudah berpandangan visioner dan moderat.
  3. Orang-orang kafir Quraisy memuliakan Ka’bah. Di sisi lain, mereka menganggap manusia itu tidak setara. Terlihat dari ucapan salah seorang anggota keluarga klan Said bin al-Ash yang merendahkan Bilal.

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28