Kisah Nyata, Kisah Sahabat Nabi

Lini Masa Khulafaur Rasyidin (Seri 1: Tahun 632 M)

أبو بكر الصديق يتصدي لقتال أهل الردة ومانعي الزكاة

العام الهجري : 11 العام الميلادي : 632

تفاصيل الحدث

لَمَّا قُبِضَ رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم ارتدَّت العَرَبُ، واشرأَبَّ النِّفاقُ، وعَظُمَ الخَطْبُ واشتدَّت الحالُ، وأنفذ الصِّديقُ جَيشَ أُسامةَ، فقَلَّ الجندُ عند الصِّدِّيقِ، فطمَعِتَ كثيرٌ من الأعرابِ في المدينةِ، وراموا أن يَهجُموا عليها، فجَعَل الصِّدِّيقُ على أنقابِ المدينةِ حُرَّاسًا يبَيتون بالجُيوشِ حولَها، وجعَلَت وفودُ العَرَبِ تَقدَمُ المدينةَ يُقِرُّونَ بالصَّلاةِ ويمتنعون من أداء الزكاةِ، ومنهم من امتَنَع مِن دَفْعِها إلى الصِّدِّيقِ، وقد تكلَّم الصَّحابةُ مع الصِّدِّيقِ في أن يترُكَهم وما هم عليه مِن مَنْعِ الزَّكاةِ ويتألَّفَهم حتى يتمكَّنَ الإيمانُ في قلوبِهم، ثم هُم بعد ذلك يزكُّونَ، فامتنع الصِّدِّيقُ من ذلك وأباه، فقال عُمَرُ بنُ الخَطَّابِ لأبي بكرٍ: علامَ تقاتِلُ النَّاسَ؟ وقد قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: أُمِرتُ أن أقاتِلَ النَّاسَ حتى يَشهَدوا أنْ لا إلهَ إلَّا اللهُ وأنَّ محمَّدًا رسولُ اللهِ، فإذا قالوها عصَمَوا مني دِماءَهم وأموالَهم إلَّا بحَقِّها؟ فقال أبو بكرٍ: واللهِ لو منعوني عَناقًا -وفي روايٍة: عِقالًا- كانوا يؤدُّونه إلى رَسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، لأقاتِلَنَّهم على مَنْعِها؛ إنَّ الزكاةَ حقُّ المالِ، واللهِ لأقاتِلَنَّ مَن فَرَّق بين الصَّلاةِ والزكاةِ. قال عُمَرُ: فما هو إلَّا أن رأيتُ اللهَ قد شَرَح صَدْرَ أبي بكرٍ للقِتالِ، فعَرَفْتُ أنَّه الحَقُّ، وقاتلهم الصِّدِّيق رضي الله عنه حتى لم يَبْقَ بجزيرةِ العَرَبِ إلَّا أهلُ طاعةٍ لله ولرَسولِه، وأهلُ ذِمَّةٍ مِن الصِّدِّيقِ، كأهلِ نجرانَ وما جرى مجراهم، وعامَّةُ ما وقع من هذه الحروبِ كان في أواخِرِ سنةِ إحدى عَشْرةَ وأوائِلِ سنةِ اثنتي عَشْرةَ

Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallāhu ʿanhu Memerangi Orang-Orang yang Murtad dan Menolak Berzakat

Tahun Hijriah : 11 Bulan Rajab/Tahun Masehi : 632

Detail Peristiwa:

Ketika Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam wafat, orang-orang Arab ada yang murtad, kemunafikan merajalela, dan masalah semakin membesar dan situasi memanas. Khalifah Ash-Shiddiq tetap memberangkatkan Usamah radhiyallāhu ʿanhu dan pasukannya, sehingga pasukan yang membersamai Ash-Shiddiq berkurang, yang membuat banyak orang-orang Badui mengincar Kota Madinah. Mereka ingin menyerangnya, lalu, Khalifah Ash-Shiddiq menempatkan para penjaga di pinggiran Madinah untuk berpatroli di malam hari dengan tentara-tentara di sekitarnya.

Delegasi dari berbagai negeri Arab berdatangan untuk mengakui (kewajiban) salat tapi menolak zakat. Sebagian dari mereka menolak untuk membayarnya kepada Khalifah Ash-Shiddiq. Para sahabat menyarankan Ash-Shiddiq agar membiarkan saja saja mereka yang menolak berzakat dan berlemah lembut dengan mereka sampai keimanan menguat dalam hati mereka sehingga nanti akan berzakat setelah itu. Ash-Shiddiq enggan dan menolak keras hal tersebut, lalu Umar bin Khattab radhiyallāhu ʿanhu berkata kepada Abu Bakar, “Apa alasan engkau hendak memerangi mereka? Padahal Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam bersabda, ‘Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah, maka jika mereka telah mengucapkannya, maka darah dan harta benda mereka terlindungi kecuali dengan hak Islam.’” Abu Bakar berkata, “Demi Allah, jika mereka menolak membayarkan kepadaku walau hanya seekor anak domba —dalam riwayat lain: walau hanya seutas tali— yang dahulu mereka bayarkan kepada Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam, maka aku akan memeranginya karena penolakan itu! Zakat adalah hak pada harta. Demi Allah, aku akan memerangi siapa pun yang memisahkan antara (kewajiban) salat dan zakat!” Umar berkata, “Seketika itu aku menyaksikan bahwa Allah memang telah melapangkan dada Abu Bakar untuk berperang dan aku menyadari bahwa dia benar.”

Lalu Ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu memerangi mereka sampai tidak ada seorang pun di Jazirah Arab kecuali mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan para kafir zimi pun patuh kepada Ash-Shiddiq, seperti orang-orang Najran dan orang-orang yang sempat mengikuti langkah mereka. Semua peristiwa peperangan ini terjadi pada akhir tahun kesebelas dan awal tahun kedua belas Hijriah.

Sumber:

https://dorar.net/أبو بكر الصديق يتصدي لقتال أهل الردة ومانعي الزكاة

Sumber artikel PDF

إرسالُ خالدِ بن الوَليد لِدَعْم عَمليَّات فَتْح العِراق

العام الهجري : 11 العام الميلادي : 632

تفاصيل الحدث

لمَّا انتهى خالدُ بن الوَليد رضِي الله عنه مِن اليَمامَة جاء الأَمْر بالتَّوَجُّهِ للعِراق لِدَعْم المُثَنَّى بن حارِثةَ، فسار خالدٌ إلى الحِيرَةِ والْتَقى بجيشِ المُثَنَّى وجيشِ عِياضِ بن غَنْمٍ بهُرْمُزَ في الأُبُلَّةِ، وقد حَدَثت عِدَّةُ مَعارك في تلك المناطق التي تُعرَف بالمنطقة الشَّرقيَّة التي كانت تحت سَيطرة الفُرْس، وفُتِحَت عِدَّةُ مناطق كالحِيرَةِ والأَنْبارِ ودُومَةِ الجَنْدَلِ والفِراضِ وغيرِها مِن المناطق العِراقيَّة، كما انتصر خالدٌ في عدد مِن المعارك على الفُرْس وحُلفائِهِم مِن مُتَنَصِّرَةِ العَرَبِ

Pengiriman Khalid bin Walid untuk Membantu Misi Penaklukan Negeri Irak

Tahun Hijriah : 11 Bulan Rajab/Tahun Masehi : 632

Detail Peristiwa:

Ketika Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu menyelesaikan misinya di Al-Yamamah, datang lagi perintah kepadanya untuk pergi ke Irak membantu al-Mutsannā bin Hāritsah, sehingga Khalid berangkat ke Al-H̱īrah dan bergabung dengan pasukan al-Mutsannā dan ʿIyādh bin Ghanam di Hurmuz di daerah Al-Ubullah, yang mana telah terjadi beberapa kali pertempuran di wilayah-wilayah tersebut, yang dikenal dengan nama ‘Wilayah Timur’ yang kala itu berada di bawah kekuasaan Persia.

Beberapa wilayah telah berhasil ditaklukkan, seperti Al-H̱īrah, Al-Anbār, Dumatul Jandal, Al-Firādh, dan wilayah-wilayah Irak lainnya. Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu juga berhasil memenangkan sejumlah pertempuran melawan Persia dan para sekutunya dari kalangan orang-orang Arab kristen.

Sumber:

https://dorar.net/إرسالُ خالدِ بن الوَليد لِدَعْم عَمليَّات فَتْح العِراق

Sumber artikel PDF

خروج أبي بكر إلى ذي القصة (موضع قريب من المدينة المنورة) حين عقد ألوية الأمراء الأحد عشر

العام الهجري : 11 العام الميلادي : 632

تفاصيل الحدث

بعد ما جَمَّ جيشُ أسامةَ واستراحوا، ركِبَ الصِّدِّيقُ في المسلمين شاهِرًا سيفَه مسلولًا، من المدينةِ إلى ذي القصَّةِ، وعلي بن أبي طالبٍ يقودُ براحلةِ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللهُ عنهما، فسأله الصَّحابةُ، وألحُّوا عليه أن يرجِعَ إلى المدينةِ، وأن يَبعَثَ لقِتالِ الأعرابِ غيرَه ممَّن يؤمِّرُه من الشُّجعانِ الأبطالِ، فأجابهم إلى ذلك، وعَقَد لهم الألْوِيَةَ لأحَدَ عَشَرَ أميرًا، وذلك لقتال طليحة بن خويلد، ومالك بن نويرة ومسيلمة الكذاب، والعنسي وعُيَينةُ بنُ حِصنٍ وغيرهم من المرتدين، وقد كَتَب لكُلِّ أميرٍ كِتابَ عَهْدِه على حِدَتِه، ففَصَل كلُّ أميرٍ بجُندِه مِن ذي القصَّةِ، ورجع الصِّدِّيقُ إلى المدينةِ

Abu Bakar Berangkat ke Dzul Qishshah (Sebuah Tempat Dekat Kota Madinah) ketika Menetapkan Panji untuk Sebelas Panglima 

Tahun Hijriah : 11 Bulan Rajab/Tahun Masehi : 632

Detail Peristiwa:

Setelah pasukan Usamah radhiyallāhu ʿanhu pulang dan beristirahat, Khalifah ash-Shiddiq sendiri menaiki tunggangannya bersama kaum muslimin sambil menghunuskan pedangnya dari Kota Madinah sampai ke daerah Dzul Qishshah, sementara Ali bin Abi Thalib yang memimpin pasukan penunggang Khalifah ash-Shiddiq. Para sahabat mempertanyakan hal tersebut kepadanya dan mendesaknya untuk kembali ke Madinah saja dan cukup mengirim pasukan untuk melawan orang-orang Badui dan yang lainnya. Kemudian, di antara sahabat yang diperintahkan melakukan misi tersebut adalah pahlawan pemberani, sehingga mereka menyanggupi perintah tersebut.

Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu memberikan panji-panji untuk sebelas orang untuk menjadi panglima untuk menumpas Thulaihah bin Khuwailid, Malik bin Nuwairah, Musailamah al-Kadzdzāb, al-ʿAnsi, ʿUyainah bin Hishn, dan orang-orang murtad lainnya. Beliau menulis untuk setiap panglima surat yang menunjukkan keseriuasan misi ini. Lalu masing-masing panglima membagi pasukan-pasukan mereka sejak di Dzul Qishshah lalu Khalifah ash-Shiddiq kembali ke Kota Madinah.

Sumber:

https://dorar.net/خروج أبي بكر إلى ذي القصة (موضع قريب من المدينة المنورة) حين عقد ألوية الأمراء الأحد عشر

Sumber artikel PDF

قتال خالد بن الوليد طليحة الأسدي ومن التف حوله

العام الهجري : 11 العام الميلادي : 632

تفاصيل الحدث

لَمَّا توجَّه خالِدُ مِن ذي القصَّةِ وفارقه الصِّدِّيقُ، واعَدَه أنَّه سيلقاه من ناحيةِ خيبَرَ بمَن معه من الأمراءِ، وأظهروا ذلك ليُرعِبوا الأعرابَ، وأمَرَه أن يذهَبَ أوَّلًا إلى طليحةَ الأسديِّ، ثمَّ يذهَبَ بعده إلى بني تميمٍ، وكان طليحةُ بنُ خُوَيلدٍ في قَومِه بني أسَدٍ، وفي غَطفانَ، وانضَمَّ إليهم بنو عبسٍ وذبيان، وبَعَث إلى بني جديلةَ والغوثِ وطَيِّئ يستدعيهم إليه، وجَعَل خالدُ بن الوليدِ يتأتَّى بطُلَيحةَ ويُرسِلُ إليه الرُّسُلَ ويحَذِّرُه سَفْكَ دماءِ أصحابِه، وطُلَيحةُ يأبى ذلك ووَلَج في طغيانِه، فعندها عزَمَ خالدٌ على حربِه، ووقَفَت أحياءٌ كثيرةٌ من الأعرابِ ينظُرونَ على من تكونُ الدَّائِرةُ، وجاء طُلَيحةُ فيمن معه من قَومِه ومن التَفَّ معهم وانضاف إليهم، وانهزم النَّاسُ عن طُلَيحةَ، فلمَّا جاءه المسلمون ركب على فرسٍ كان قد أعَدَّها له، وأركَبَ امرأتَه النوارَ على بعيرٍ له، ثم َّانهزم بها إلى الشَّامِ، وتفَرَّقَ جمعُه، وقد قَتَل اللهُ طائفةً ممَّن كان معه 

Khalid bin Walid Memerangi Thulaihah al-Asadi dan para Simpatisannya

Tahun Hijriah : 11 Bulan Rajab/Tahun Masehi : 632

Detail Peristiwa:

Ketika Khalid berangkat dari Dzul Qishshah dan berpisah dengan ash-Shiddiq, dia berjanji kepada ash-Shiddiq bahwa dia dan para panglima yang bersamanya akan menemuinya dari arah Khaibar. Mereka sengaja ingin menampakkan kampanye tentara mereka untuk menakut-nakuti orang-orang Badui. Dia terlebih dahulu diperintahkan untuk mendatangi Thulaihah al-Asadi, baru kemudian menuju ke Bani Tamim.

Thulaihah bin Khuwailid kala itu sedang berada di tengah kaumnya, Bani Asad, di Ghatafan. Bani ʿAbas dan Dzubyān ikut bergabung dengan mereka. Dia juga mengirim utusan kepada Bani Jadilah, al-Ghauts, dan Thayyiʾ untuk mengajak mereka bergabung dengannya. Khalid bin Walid mulai mengintainya, mengirim utusan-utusannya untuk menemuinya, dan memberi ultimatum akan menumpahkan darah para simpatisannya.

Thulaihah menolak dan masih saja dalam kesesatannya. Kemudian, ketika Khalid memutuskan untuk memeranginya, banyak orang-orang Badui berdiri menyaksikan siapa yang akan menjadi penguasa daerah tersebut. Thulaihah datang di tengah orang-orang dari kaumnya serta orang-orang yang beraliansi dan bergabung dengannya. Ternyata orang-orang malah kabur meninggalkan Thulaihah. Ketika kaum muslimin datang, ia menaiki kudanya yang telah dipersiapkan sebelumnya dan menaikkan istrinya di atas unta miliknya lalu membawanya kabur ke Syam. Sekutu-sekutunya lari tunggang-langgang, sedangkan Allah telah mematikan sekelompok orang yang bersamanya. 

وقد كان طُلَيحةُ الأسديُّ ارتَدَّ في حياةِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فلمَّا مات رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم قام بمؤازرتِه عُيَينةُ بنُ حِصنٍ بعد أن ارتَدَّ عن الإسلامِ، وأسَرَ خالِدٌ عُيَينةَ بنَ حِصنٍ، وبعث به إلى المدينةِ مجموعةً يداه إلى عنُقِه، فدخل المدينةَ وهو كذلك، فجعل الوِلدانُ والغلمانُ يَطعَنونَه بأيديهم، ويقولون: أيْ عَدُوَّ اللهِ، ارتدَدْتَ عن الإسلامِ؟ فيقولُ: واللهِ ما كنتُ آمنتُ قطُّ! فلمَّا وقف بين يَدَيِ الصِّدِّيق ِاستتابه وحَقَن دَمَه، ثمَّ حَسُنَ إسلامُه بعد ذلك، وأمَّا طُلَيحةُ فإنَّه راجَعَ الإسلامَ بعد ذلك أيضًا، وذهب إلى مكَّةَ مُعتَمِرًا أيَّامَ الصِّدِّيقِ، واستحيا أن يواجِهَه مدَّةَ حياتِه، وقد رَجَع فشَهِدَ القِتالَ مع خالدٍ، وكَتَب الصِّدِّيقُ إلى خالدٍ: أنِ استَشِرْه في الحربِ ولا تُؤَمِّرْه

Si Thulaihah ini telah murtad di masa hidup Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam. Ketika Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam wafat, ʿUyainah bin Hishn mulai mendukungnya setelah dia juga murtad. Khalid berhasil menyandera ʿUyainah bin Hishn dan dibawa ke Madinah dalam keadaan tangannya diikat di belakang lehernya. Dia memasuki Kota Madinah dalam keadaan begitu, sehingga anak-anak dan para pemuda menonjoknya dengan tangan-tangan mereka sembari berkata, “Wahai musuh Allah! Kenapa kamu murtad dari Islam?” Dia berkata, “Demi Allah! Aku dari dulu tidak pernah beriman!”  Ketika ia dihadapkan kepada Khalifah ash-Shiddiq, dia diminta bertobat dan tidak membunuhnya. Setelah itu, dia berislam dengan baik. Adapun Thulaihah, dia juga kembali ke pelukan Islam dan setelah itu dia pergi menunaikan umrah ke Makkah di masa pemerintahan ash-Shiddiq. Dia malu untuk berjumpa dengannya di masa hidup ash-Shiddiq. Dia sempat kembali dan ikut berperang bersama Khalid. Ash-Shiddiq menulis surat untuk Khalid agar berkonsultasi dengannya dalam peperangan tapi jangan menjadikannya pemimpin pasukan.

Sumber:

https://dorar.net/قتال خالد بن الوليد طليحة الأسدي ومن التف حوله

Sumber artikel PDF

قصة سجاح وبني تميم وزواجها من مسيلمة الكذاب

العام الهجري : 11 العام الميلادي : 632

تفاصيل الحدث

كانت بنو تميمٍ قد اختَلَفت آراؤُهم أيَّامَ الرِّدَّةِ؛ فمنهم من ارتدَّ ومَنَع الزَّكاةَ، ومنهم من بَعَث بأموالِ الصَّدَقاتِ إلى الصِّدِّيقِ، ومنهم من توقَّف لينظُرَ في أمرِه، فبينما هم كذلك إذ أقبَلَت سَجاحُ بنتُ الحارِثِ بنِ سُوَيدِ بنِ عقفانَ التَّغلِبيَّةُ من الجزيرةِ، وهي من نصارى العَرَبِ، وقد ادَّعَت النبُوَّة، ومعها جنودٌ مِن قَومِها ومن التَفَّ بهم، وقد عزموا على غَزوِ أبي بكرٍ الصِّدِّيقِ، فلمَّا مَرَّت ببلادِ بني تميمٍ دَعَتْهم إلى أمرِها، فاستجاب لها عامَّتُهم، ثمَّ قَصَدَت بجنودِها اليمامةَ؛ لتأخُذَها مِن مُسَيلِمةَ بنِ حَبيبٍ الكَذَّابِ، فهابه قومُها، وقالوا: إنَّه قد استفحَلَ أمرُه وعَظُمَ، فلمَّا سَمِعَ بمَسيرِها إليه خافها على بلادِه، فبَعَث إليها يستأمِنُها ويضمَنُ لها أن يُعطيَها نِصفَ الأرضِ الذي كان لقُرَيشٍ لو عَدَلَتْ، وراسَلَها ليجتَمِعَ بها في طائفةٍ مِن قَوِمه، فركِبَ إليها في أربعينَ مِن قَومِه، وجاء إليها فاجتَمَعا في خيمةٍ، فلما خلا بها وعَرَض عليها ما عَرَض من نِصفِ الأرضِ، وقَبِلَت ذلك، ثمَّ انثَنَت راجعةً إلى بلادِها، وذلك حين بلَغَها دُنُوُّ خالدٍ مِن أرضِ اليمامةِ، فكَرَّت راجعةً إلى الجزيرةِ بَعدَما قَبَضَت من مُسَيلِمةَ نِصفَ خَراجِ أرضِه

Kisah Sajāḥ dan Bani Tamim
dan Pernikahannya dengan Musailamah al-Kadzdzāb

Tahun Hijriah : 11 Bulan Rajab/Tahun Masehi : 632

Detail Peristiwa:

Bani Tamim berbeda pendapat pada masa-masa terjadinya kemurtadan. Ada di antara mereka yang murtad dan menolak zakat. Ada pula yang mengutus orang untuk membawa harta zakat kepada Khalifah ash-Shiddiq. Ada pula yang memilih diam dan menunggu bagaimana nanti akhirnya.

Ketika mereka seperti itu keadaannya, Sajāḥ binti Harist bin Suwaid bin Aqfān at-Taghlibiyah datang dari Jazirah. Dia adalah wanita dari kalangan orang kristen Arab. Dia mengaku sebagai nabi. Dia dibersamai oleh pasukan dari kaum dan para simpatisannya. Mereka berniat menyerang Abu Bakar ash-Shiddiq. Ketika dia melewati wilayah Bani Tamim, dia mengajak mereka untuk mengikutinya dan mereka semua menerima dakwahnya. Lalu dia melanjutkan perjalanannya bersama tentaranya ke Yamamah untuk menghadapi Musailamah bin Habib al-Kadzdzāb. Kaum Sajāḥ binti Harist  sangat menghormati Musailamah, mereka berkata, “Kekuasaannya semakin besar dan mendominasi.”

Ketika Musailamah mendengar kabar bahwa pasukan Sajāḥ sedang menuju ke negerinya, dia mengkhawatirkan negerinya sehingga dia mengirim utusan kepadanya untuk meminta keamanan dan berjanji akan memberinya separuh kekuasaannya atas (tanah-tanah) orang Quraisy jika dia membatalkannya (menyerang Yamamah). Musailamah mengiriminya surat agar dia bisa bergabung bersama kelompok pasukan kaumnya, lalu dia menaiki tunggangannya bersama 40 orang dari kaum Musailamah untuk mendatangi Sajāḥ lalu bertemu dalam sebuah tenda. 

Ketika dia telah bertemu empat mata dengannya, dia menawarkan kepada Sajāḥ separuh wilayah tadi, dan Sajāḥ menerimanya. Setelah itu, dia bersegera pulang ke negerinya, yakni ketika dia mendengar kabar bahwa pasukan Khalid sudah mendekati wilayah Yamamah, maka dia bergegas untuk kembali ke Jazirah setelah menyepakati separuh pajak dari tanah kekuasaan Musailamah.

Sumber:

https://dorar.net/قصة سجاح وبني تميم وزواجها من مسيلمة الكذاب

Sumber artikel PDF

 قتال خالد بن الوليد رضي الله عنه مالك بن نويرة اليربوعي التميمي

العام الهجري : 11 العام الميلادي : 632

تفاصيل الحدث

كان مالِكُ بنُ نُوَيرةَ قد صانَعَ سَجاحَ حينَ قَدِمَت من أرضِ الجزيرةِ، فلمَّا اتَّصَلت بمُسَيلِمةَ الكَذَّابِ، ثمَّ ترحَّلَت إلى بلادِها، نَدِمَ مالِكٌ على ما كان من أمرِه، وتلَوَّم في شأنِه، وهو نازِلٌ بمكانٍ يقالُ له: البِطاحُ في نجد، فقَصَدَها خالدٌ بجُنودِه وتأخَّرت عنه الأنصارُ، وقالوا: إنَّا قد قَضَينا ما أمَرَنا به الصِّدِّيقُ، فقال لهم خالِدٌ: إنَّ هذا أمرٌ لا بدَّ مِن فِعْلِه، وإنَّه لم يأتِني فيها كتابٌ، وأنا الأميرُ وإليَّ تَرِدُ الأخبارُ، ولستُ بالذي أجبُرُكم على المسيرِ، وأنا قاصِدٌ البِطاحَ، فسار يومينِ ثمَّ لَحِقَه رسولُ الأنصارِ يَطلُبون منه الانتِظارَ، فلَحِقوا به، فلمَّا وَصَل البِطاحَ وعليها مالِكُ بنُ نُوَيرةَ، بَثَّ خالِدٌ السَّرايا في البِطاحِ يَدْعونَ النَّاسَ

Khalid bin Walid Memerangi Malik bin Nuwairah al-Yarbūʿi at-Tamīmi

Tahun Hijriah : 11 Bulan Rajab/Tahun Masehi : 632

Detail Peristiwa:

Malik bin Nuwairah al-Yarbūʿi at-Tamīmi sempat mengelabui Sajāḥ sepulangnya dari negeri Jazīrah. Ketika dia menjalin komunikasi dengan Musailimah al-Kadzdzāb, Malik menyesali keputusannya dan merasa telah salah langkah. Ketika itu dia sedang singgah di sebuah tempat bernama Al-Bithāḥ di daerah Najed. Khalid radhiyallāhu ʿanhu bersama tentaranya bergegas ke sana, tetapi kaum Anshar enggan, mereka berkata kepada Khalid, “Kami telah melakukan apa yang diperintahkan Khalifah ash-Shiddiq,” lantas Khalid menjawab, “Ini harus dilakukan. Tidak ada surat yang datang kepadaku tapi aku adalah panglimanya, dan semua informasi dikembalikan kepadaku. Aku bukanlah orang yang memaksa kalian berangkat, tapi aku akan tetap berangkat ke Al-Bithāḥ.” Lalu Khalid berjalan selama dua hari lalu dikejar oleh seorang utusan dari kaum Anshar yang memintanya untuk menunggu mereka. Lalu mereka pergi menyusulnya radhiyallāhu ʿanhu. Ketika mereka sampai di  Al-Bithāḥ dan Malik bin Nuwairah ada di sana, Khalid menyebar detasemen-detasemennya ke penjuru Al-Bithāḥ untuk mendakwahi orang-orang di sana.  

فاستقبَلَه أمراءُ بني تميمٍ بالسَّمعِ والطَّاعة، وبَذَلوا الزكَواتِ، إلَّا ما كان من مالكِ بنِ نُوَيرةَ؛ فإنَّه متحيِّرٌ في أمرِه، مُتَنَحٍّ عن النَّاسِ، فجاءته السَّرايا فأسَروه وأسَروا معه أصحابَه، واختَلَفت السَّرِيةُ فيهم؛ فشَهِدَ أبو قتادةَ -الحارثُ بنُ ربعيٍّ الأنصاريُّ- أنَّهم أقاموا الصَّلاةَ، وقال آخرون: إنَّهم لم يؤذِّنوا ولا صَلَّوا، فيقالُ: إنَّ الأُسارى باتوا في كُبولِهم في ليلةٍ شديدةِ البردِ، فنادى منادي خالدٍ: أنْ أَدْفِئوا أَسْراكم، فظَنَّ القومُ أنَّه أراد القَتلَ، فقتلوهم، وقَتَل ضرارُ بنُ الأزوَرِ مالِكَ بنَ نُوَيرةَ، فلمَّا سَمِعَ الدَّاعية خرجَ وقد فرَغوا منهم، فقال: إذا أراد اللهُ أمرًا أصابه، ودخل خالِدٌ على أبي بكرٍ فاعتَذَر إليه فعَذَره وتجاوزَ عنه ما كان منه في ذلك، ووَدَى مالِكَ بنَ نُوَيرةَ

Para pemimpin Bani Tamim menjawab dakwah mereka dengan mendengar dan mentaatinya lalu mengeluarkan zakat-zakat mereka, kecuali Malik bin Nuwairah, karena dia masih bingung dan bersembunyi dari orang-orang sampai dia ditangkap oleh detasemen Khalid dan menyanderanya dan para simpatisannya.

Detasemen tersebut bersilang pendapat tentang mereka, maka Abu Qatada, yakni al-Harits bin Ribʿi al-Anshari, bersaksi bahwa mereka menunaikan salat. Namun, ada yang lain yang mengatakan bahwa mereka tidak mengumandangkan azan maupun salat. Dikisahkan bahwa para tawanan tersebut melewati dalam keadaan terikat di malam yang sangat dingin, maka salah seorang pasukan Khalid berseru, “Hangatkan tawanan kalian!” Namun orang-orang mengira bahwa itu adalah perintah untuk mengeksekusi mereka, maka mereka membunuh para tawanan. Dhirar bin al-Azwar yang membunuh Malik bin Nuwairah. Ketika Khalid mendengar orang berteriak, dia keluar, tapi mereka telah selesai mengeksekusi mereka, sehingga dia hanya bisa berkata, “Jika Allah menghendaki sesuatu, pasti terjadi.” Lalu Khalid mendatangi Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu dan meminta maaf kepadanya, maka dia pun memaafkan apa yang telah terjadi dalam peristiwa itu, dan membayarkan diyat untuk keluarga Malik bin Nuwairah.

Sumber:

https://dorar.net/قتال خالد بن الوليد رضي الله عنه مالك بن نويرة اليربوعي التميمي

Sumber artikel PDF

قتال العلاء بن الحضرمي رضي الله عنه أهل البحرين (الساحل الشرقي من الجزيرة العربية)

العام الهجري : 11 العام الميلادي : 632

تفاصيل الحدث

كان مِن خَبَرِ أهلِ البَحرين أنَّ رَسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان قد بَعَث العلاءَ بنَ الحَضْرميِّ إلى مَلِكِها؛ المنذِرِ بن ساوى العَبْديِّ، وأسلَمَ على يَدَيه وأقام فيهم الإسلامَ والعَدْلَ، فلمَّا توفِّيَ رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، توفِّي المنذِرُ بعده بقليلٍ، فلما مات المنذِرُ ارتدَّ أهلُ البحرينِ، وملَّكوا عليهم الغَرورَ، وهو المنذِرُ بنُ النُّعمانِ بنِ المنذِرِ. وقال قائِلُهم: لو كان محمَّدٌ نبيًّا ما مات. ولم يَبْقَ بها بلدةٌ على الثَّباتِ سِوى قريةٍ يقالُ لها جواثا من قرى الأحساء، كانت أوَّلَ قريةٍ أقامت الجُمُعةَ مِن أهلِ الرِّدَّةِ وبعث الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللهُ عنه إليهم العلاءَ بنَ الحَضْرميِّ، فلمَّا دنا من البحرينِ جاء إليه ثمامةُ بنُ أُثالٍ في محفَلٍ كبيرٍ، وجاء كُلُّ أمراءِ تلك النَّواحي فانضافوا إلى جيشِ العلاءِ بنِ الحَضرميِّ ثمَّ لَمَّا اقتَرَب من جيوشِ المرتدَّةِ -وقد حَشَدوا وجمَعوا خَلقًا عظيمًا- نزل ونزلوا، وباتوا متجاورينَ في المنازِلِ، فبينما المسلِمونَ في الليلِ إذ سَمِع العلاءُ أصواتًا عاليةً في جيشِ المرتدِّينَ، فقال: مَن رجُلٌ يكشِفُ لنا خبَرَ هؤلاء؟ فقام عبدُ اللهِ بنُ حذفٍ، فدخَلَ فيهم فوجَدَهم سُكارى لا يَعقِلون؛ مِن الشَّرابِ، فرجع إليه فأخَبَره، فركب العلاءُ مِن فَورِه والجَيشُ معه، فكَبَسوا أولئك فقَتَلوهم قتلًا عظيمًا، وقَلَّ مَن هَرَب منهم، واستولى على جميعِ أموالِهم وحواصِلِهم وأثقالِهم، فكانت غنيمةً عظيمةً جسيمةً، وكَتَب إلى الصِّدِّيقِ فأعلَمَه بذلك

Al-ʿAllāʾ al-Hadrami Radhiyallāhu ʿAnhu Memerangi Penduduk Bahrain (Pantai di Sisi Timur Jazirah Arab)

Tahun Hijriah : 11 Bulan Rajab/Tahun Masehi : 632

Detail Peristiwa:

Di antara kisah penduduk Bahrain bahwa Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam telah mengutus al-ʿAllāʾ al-Hadrami radhiyallāhu ʿanhu untuk mendatangi raja mereka, al-Mundzir bin Sāwā al-ʿAbdi. Dia merespon dengan masuk Islam di tangannya radhiyallāhu ʿanhu kemudian menegakkan Islam dan keadilan di tengah kaumnya.

Ketika Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam wafat, kemudian disusul al-Mundzir wafat tak lama setelah itu, penduduk Bahrain murtad setelah wafatnya al-Mundzir. Mereka dipimpin oleh al-Gharur, yakni al-Mundzir bin Nuʿman bin  al-Mundzir. Di antara mereka ada yang berdalih, “Jika Muhammad adalah seorang nabi, tentu dia tidak akan mati.” Tidak ada satu pun desa yang bertahan kecuali satu kampung bernama Jawātsā, yang merupakan salah satu perkampungan al-Aḥsāʾ. Itulah yang menjadi desa pertama di mana salat Jumat didirikan di negeri murtad setelah Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu mengutus al-ʿAllāʾ al-Hadrami radhiyallāhu ʿanhu ke sana.

Ketika al-ʿAllāʾ sudah mendekati Bahrain, dia didatangi oleh Tsumāmah bin Utsāl dalam sebuah rombongan besar lalu setiap pemimpin dari daerah-daerah tersebut menyatakan bergabung dengan pasukan al-ʿAllāʾ al-Hadrami. Kemudian, ketika mereka mendekati pasukan kaum murtad itu, yang telah memobilisasi dan mengumpulkan massa yang sangat besar, lalu mereka singgah di tempat mereka singgah. Mereka bermalam bersebelahan dengan persinggahan mereka. Pada malam harinya, al-ʿAllāʾ al-Hadrami yang berada di tengah kaum muslimin mendengar suara-suara keras di tengah pasukan orang-orang murtad, lalu dia bertanya, “Siapakah yang bisa memberi kami kabar tentang mereka?” Kemudian Abdullah bin Hadzaf bangkit menjalankan perintah dan menyelinap ke tengah-tengah mereka dan mendapati mereka sedang mabuk berat dan kehilangan kesadaran mereka karena minum-minuman keras.

Dia kembali dan mengabarkan al-ʿAllāʾ keadaan mereka, maka dia dan pasukannya segera menaiki tunggangan mereka lalu menyerang mereka dan membunuh mereka tanpa ampun sehingga hampir tidak ada yang kabur dari mereka. Pasukan berhasil menguasai semua harta benda, hasil panen, dan perbekalan mereka. Mereka mendapatkan ganimah yang melimpah ruah. Dia radhiyallāhu ʿanhu lantas menulis surat untuk Khalifah ash-Shiddiq lalu memberitahukannya hal itu.

Sumber:

https://dorar.net/قتال العلاء بن الحضرمي رضي الله عنه أهل البحرين (الساحل الشرقي من الجزيرة العربية)

Sumber artikel PDF

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28