هَلاكُ هِرَقْلَ قَيْصَر الرُّومِ .
العام الهجري : 20 العام الميلادي : 640
تفاصيل الحدث:
هو فلافيوس أغسطس هِرقل إمبراطور الإمبراطوريَّة البِيزَنْطيَّة، مِن أُصولٍ أَرْمِينيَّةٍ, بدأَ صُعودَه إلى السُّلطةِ عام 608م، قاد ثَورةً ناجِحَةً ضِدَّ الإمبراطور فورس الذي تَسَلَّم السُّلطةَ بعدَ خَلْعِ الإمبراطور موريس، ودون شَعبِيَّةٍ تُذْكَر في ظِلِّ القَلاقِل التي عانت منها الإمبراطوريَّة. كان والدُ هِرقل -وهو هِرقل الأكبرُ- قائدًا عَسكرِيًّا ناجحًا، شارَك في حُروبِ الإمبراطور موريس، ويُعتبَر هِرقل مُؤَسِّس السُّلالة الهِراقليَّة التي اسْتَمرَّت بحُكم الإمبراطورية البِيزنطيَّة حتَّى عام 711. انْتَصر هِرقل على الفُرْس في مَعركةِ نينوى 5 هـ، ثمَّ كانت هَزيمةُ جُيوشهِ على يَدِ المسلمين في مَعركةِ اليَرْموك عام 14 هـ، وقد تَنَبَّأَ هِرقل بانْتِصارات المسلمين، كما في صَحيحِ البُخاريِّ قال هِرقلُ لأبي سُفيانَ قبل أن يُسْلِم: فإن كان ما تقولُ حَقًّا فسَيَمْلِكُ مَوضِعَ قَدَمَيَّ هاتين، وقد كنتُ أَعلمُ أنَّهُ خارِجٌ، لم أَكُنْ أَظُنُّ أنَّهُ منكم، فلو أنِّي أَعْلَمُ أنِّي أَخْلُصُ إليه لتَجَشَّمْتُ لِقاءَهُ، ولو كنتُ عنده لغَسَلْتُ عن قَدَمِهِ. كاد هِرقلُ أن يُسْلِمَ لكنَّ خَوْفَهُ على مُلكِه منَعهُ عن الإسلامِ، كما وَرَدَ خَبَرُهُ في صَحيحِ البُخاريِّ
Meninggalnya Heraklius, Kaisar Romawi
Tahun Hijriah: 20 H/Tahun Masehi: 640 M
Detail Peristiwa:
Dia adalah Flavius Augustus Heraklius, Kaisar Kekaisaran Bizantium, yang berasal dari keluarga Armenia. Ia memulai naik takhta pada tahun 608 M. Ia memimpin revolusi yang sukses melawan Kaisar Phorus, yang mengambil alih kekuasaan setelah menggulingkan Kaisar Maurice, dan tanpa pamor yang dikenal di tengah kerusuhan yang melanda kekaisaran kala itu.
Ayah Heraklius, Heraklius Agung, adalah seorang panglima militer yang sukses dan telah ikut serta dalam berbagai peperangan Kaisar Maurice. Heraklius dianggap sebagai pendiri Dinasti Heraklius, yang terus memerintah Kekaisaran Bizantium hingga tahun 711 M. Heraklius mengalahkan Persia dalam Pertempuran Nineveh pada tahun 5 H, dan kemudian pasukannya dikalahkan oleh pasukan kaum Muslimin dalam Pertempuran Yarmuk pada tahun 14 H. Heraklius telah meramalkan kemenangan kaum Muslimin sebelumnya, seperti yang tersebut dalam Shahih Bukhari.
Heraklius berkata kepada Abu Sufyan—sebelum ia masuk Islam,— “Jika apa yang kau katakan itu benar, maka dialah yang akan menguasai tempat di mana dua telapak kakiku berpijak ini. Aku tahu bahwa dia sudah keluar, tetapi aku tidak menyangka bahwa dia berasal dari kaum kalian. Kalau saja aku tahu aku akan bisa pergi menemuinya, aku tentu rela bersusah payah untuk menemuinya. Jika aku ada di sisinya, aku pasti akan membasuh kakinya.” Heraklius hampir-hampir masuk Islam, namun ketakutannya akan (kehilangan) kerajaannya menghalanginya masuk Islam, sebagaimana yang tersebut dalam Shahih Bukhari.
قال ابنُ النَّاظُورِ:كان هِرقلُ حَزَّاءً يَنظُر في النُّجومِ، فقال لهم حين سألوهُ: إنِّي رَأيتُ اللَّيلةَ حين نَظرتُ في النُّجومِ مَلِكَ الخِتانِ قد ظهَر، فمَن يَخْتَتِنُ مِن هذه الأُمَّةِ؟ قالوا: ليس يَخْتَتِنُ إلَّا اليَهودُ، فلا يُهِمَّنَّكَ شَأْنُهُم، واكْتُبْ إلى مَدايِنِ مُلْكِك، فيَقْتُلوا مَن فيهم مِن اليَهودِ. فبينما هُم على أَمْرِهِم، أُتِيَ هِرقلُ بِرَجُلٍ أرسَل به مَلِكُ غَسَّانَ يُخْبِرُ عن خَبَرِ رسولِ الله صلَّى الله عليه وسلَّم، فلمَّا اسْتَخْبَرَهُ هِرقلُ قال: اذْهَبوا فانْظُروا أَمُخْتَتِنٌ هو أم لا، فنَظَروا إليه، فحَدَّثوهُ أنَّه مُخْتَتِنٌ، وسألَهُ عن العَربِ، فقال: هم يَخْتَتِنون. فقال هِرقلُ: هذا مُلْكُ هذه الأُمَّةِ قد ظَهَرَ. ثمَّ كتَب هِرقلُ إلى صاحِبٍ له بِرُومِيَةَ، وكان نَظيرَهُ في العِلْمِ، وسار هِرقلُ إلى حِمْصَ، فلم يَرِمْ حِمْصَ حتَّى أَتاهُ كِتابٌ مِن صاحِبهِ يُوافِقُ رأيَ هِرقلَ على خُروجِ النَّبيِّ صلَّى الله عليه وسلَّم، وأنَّهُ نَبِيٌّ، فأَذِنَ هِرقلُ لِعُظماءِ الرُّومِ في دَسْكَرَةٍ له بِحِمْصَ، ثمَّ أَمَرَ بأَبوابِها فغُلِّقَتْ، ثمَّ اطَّلَعَ فقال: يا مَعْشَرَ الرُّومِ، هل لكم في الفَلاحِ والرُّشْدِ، وأن يَثْبُتَ مُلْكُكُم، فتُبايِعوا هذا النَّبيَّ؟ فحَاصُوا حَيْصَةَ حُمُرِ الوَحْشِ إلى الأبوابِ، فوَجدوها قد غُلِّقَتْ، فلمَّا رأى هِرقلُ نَفْرَتَهُم، وأَيِسَ مِن الإيمانِ قال: رُدُّوهُم عَلَيَّ. وقال: إنِّي قلتُ مَقالَتي آنِفًا أَختَبِرُ بها شِدَّتَكُم على دِينِكُم، فقد رَأيتُ. فسَجَدوا له ورَضُوا عنه. هلَك هِرقلُ بعدَ أن هَرِمَ وتَخَلَّى عن قِيادَةِ الجُيوشِ.
Ibnun Nāẓūr mengisahkan bahwa, “Heraklius adalah seorang ahli nujum yang bisa menerawang bintang-bintang. Dia pernah menjawab ketika ditanya orang-orang, “Pada suatu malam ketika aku menerawang bintang-bintang, aku melihat ‘Si Raja Khitan’ telah lahir. Siapakah di antara bangsa ini yang berkhitan?” Mereka menjawab, “Yang berkhitan hanya orang-orang Yahudi. Tidak perlu merisaukan keberadaan mereka. Kirim saja surat ke seluruh kota di kerajaanmu agar orang-orang Yahudi di negeri tersebut dibunuh.”
Ketika mereka sedang membicarakan urusan mereka, Heraklius didatangi seorang utusan dari Raja Ghassan yang mengabarkan tentang perihal adanya rasul utusan Allah. Setelah Heraklius memintanya bercerita secara lengkap, dia bertanya, “Pergilah dan mencari tahu apakah dia dikhitan atau tidak.” Mereka mencari informasi lalu mengabarkan bahwa dia berkhitan. Lalu dia bertanya tentang orang-orang Arab, dan dijawab bahwa mereka semua juga dikhitan. Lantas Heraklius berkata, “Inilah raja bangsa ini yang telah muncul.” Kemudian dia menulis surat kepada seorang sahabatnya di Roma yang ilmunya setara dengannya.
Kemudian, ia meneruskan perjalanannya ke negeri Homs, tapi belum sampai di sana, surat balasan dari sahabatnya telah datang kepadanya yang isinya mengiyakan pendapat Heraklius tentang keluarnya Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam dan bahwa benar dia adalah seorang nabi. Lalu Heraklius mengundang para pembesar Romawi supaya datang ke persinggahannya di kota Homs.
Dia memerintahkan agar semua pintunya dikunci, lalu dia menampakkan diri dan berkata, ‘Wahai bangsa Romawi, apakah kalian ingin kemenangan dan kebenaran dan mempertahankan kerajaan kalian ini dengan cara mengikuti Nabi ini?’ Spontan mereka lari tunggang-langgang bak keledai liar ke arah pintu tapi mereka dapati pintu-pintu telah terkunci.
Ketika Heraklius melihat mereka kabur, dia jadi enggan untuk beriman. Dia berkata, “Suruh mereka kembali ke hadapanku!” Dia lalu berkata, “Sesungguhnya aku mengucapkan perkataanku tadi hanya sekadar menguji keteguhan kalian terhadap agama kalian, dan aku telah menyaksikannya.” Maka mereka bersujud kepadanya dan meridainya. Akhirnya Heraklius meninggal setelah menua dan melepaskan komando pasukan.
Sumber:
https://dorar.net/هَلاكُ هِرَقْلَ قَيْصَر الرُّومِ
القَحْطُ وعامُ الرَّمادَةِ في الحِجازِ .
العام الهجري : 20 الشهر القمري : محرم العام الميلادي : 641
تفاصيل الحدث:
كما أصاب الشَّامَ طاعونُ عَمْواس فقد أُصِيبَتْ الحِجازُ بقَحْطٍ شديدٍ جِدًّا وجَفافٍ عامٍّ، وسُمِّيَ ذلك اليومُ بعامِ الرَّمادَةِ، حتَّى طلَب عُمَرُ الغَوْثَ مِن مِصْرَ ومِن الشَّامِ، فأرسل له عامِلَاهُ عليها المَؤونَةَ التي خَفَّفَتْ عن النَّاسِ.
Bencana Kelaparan dan Tahun Paceklik di Hijaz.
Tahun Hijriah: 20 H/Tahun Masehi: 640 M
Detail Peristiwa:
Ketika wabah ʿAmwās melanda wilayah Syam, Hijaz dilanda bencana kelaparan yang sangat parah dan kekeringan luas. Hari itu disebut dengan Tahun Ramādah (Tahun Paceklik), hingga Umar radhiyallāhu ʿanhu meminta bantuan dari wilayah Mesir dan wilayah Syam sehingga gubernur dua wilayah tersebut mengirim bahan makanan untuk meringankan beban masyarakat.
Sumber:
https://dorar.net/القَحْطُ وعامُ الرَّمادَةِ في الحِجازِ
سُقوطُ حِصْنِ بابِ لِيُون على يَدِ عَمرِو بن العاصِ رضِي الله عنه .
العام الهجري : 20 الشهر القمري : ذي الحجة العام الميلادي : 641
تفاصيل الحدث:
بعدَ انْتِصار المسلمين في مَوقعةِ عَيْنِ شَمْسٍ مَكَّنَ هذا النَّصرُ مُعسكراتِ المسلمين مِن أن تَشْرُفَ على حِصْن بابِ لِيُون مُباشرةً مِن جِهَتِه الشَّماليَّة والشَّرقيَّة، وكانت أَسوارُ هذا الحِصْن تَضُمُّ مِساحةً تَزيدُ عن السِّتِّين فَدَّانًا, ضرَب المسلمون حِصارًا قَوِيًّا على الحِصْن المَنيعِ، غيرَ عابِئِينَ بِمَجانيق الرُّومِ، تَدفَعُهم حَماسَتُهُم، وحُبُّ الجِهادِ ونَيْلُ الشَّهادةِ في مُهاجَمةِ الحِصْن، والقِيامِ بِسِلسلةٍ مِن المُناوَشات التي كانت نَتائِجُها تُضْعِفُ مَعنوِيَّات المُحاصَرين، ولم يَكَدْ يَمْضي على الحِصار شهرٌ حتَّى دَبَّ اليأسُ في نَفْسِ “المُقَوْقِس” حاكمِ مِصْرَ، فأرسَل في طَلَبِ المُفاوَضَةِ والصُّلْحِ، فبعَث عَمرُو بن العاصِ وَفْدًا مِن المُفاوِضين على رَأْسِه عُبادةُ بن الصَّامتِ الذي كُلِّفَ بألَّا يَتَجاوَزَ في مُفاوَضَتِه أُمورًا ثلاثة يَختارُ الرُّومُ واحدةً منها، وهي: الدُّخولُ في الإسلامِ، أو قُبولُ دَفْعِ الجِزيَةِ للمسلمين، أو الاحْتِكامُ إلى القِتالِ، فلم يَقْبَلْ الرُّومُ العَرْضَيْن الأوَّلَيْن، وأَصَرُّوا على مُواصَلَةِ القِتالِ، وحاوَلَ المُقَوْقِسُ أن يَعْقِدَ صُلْحًا مع عَمرٍو بعدَ أن تَيَقَّنَ أنَّه لا قِبَلَ له بِمُواجَهَةِ المسلمين، وآثَرَ الصُّلْحَ وحَقْنَ الدِّماءِ، واخْتار أن يَدْفَعَ الجِزيَةَ للمسلمين، وكتَب شُروطَ الصُّلْحِ، وأَرْسلها إلى هِرقلَ إمبراطور الرُّومِ للمُوافقَةِ عليها
Jatuhnya Benteng Bāb Lyon di tangan Amr bin al-ʿĀsh Radhiyallāhu ʿanhu
Tahun Hijriah: 20 H/Tahun Masehi: 640 M
Detail Peristiwa:
Pasca kemenangan kaum Muslimin dalam Pertempuran ʿAin Syams, kemenangan ini semakin mengokohkan posisi tentara kaum Muslimin untuk secara langsung mengawasi Benteng Bāb Lyon dari arah utara dan timur. Tembok benteng ini meliputi area seluas lebih dari enam puluh hektar. Kaum Muslimin melakukan pengepungan besar-besaran terhadap benteng yang kokoh ini, tanpa direpotkan dengan ketapel-ketapel Romawi.
Semangat dan kecintaan mereka pada jihad dan ingin mati syahid mendorong mereka untuk menyerang benteng tersebut dan melancarkan serangkaian serangan dalam rangka melemahkan mental orang-orang yang dikepung. Dalam pengepungan tersebut, baru sekitar satu bulan berlalu, keputusasaan mulai menghinggapi diri Muqauqis, sang Penguasa Mesir, sehingga ia pun mengutus orang untuk meminta perundingan dan perdamaian.
Lantas Amr bin al-ʿĀsh radhiyallāhu ʿanhu mengutus tim delegasi untuk melakukan perunding, yang dipimpin oleh Ubadah bin Shamit radhiyallāhu ʿanhu yang diberi tugas untuk tidak melampaui tiga hal dalam perundingannya, yang mana bangsa Romawi harus memilih salah satu di antaranya: masuk Islam, menyetujui pembayaran jizyah kepada kaum Muslimin, atau menempuh jalan peperangan.
Bangsa Romawi tidak menerima dua tawaran pertama dan bersikeras untuk meneruskan pertempuran. Raja Muqauqis memutuskan untuk berdamai dengan Amr bin al-ʿĀsh radhiyallāhu ʿanhu setelah dia yakin bahwa dia tidak akan mampu menghadapi pasukan kaum Muslimin. Dia lebih memilih berdamai dan menghindari pertumpahan darah dan memilih untuk membayar jizyah kepada kaum Muslimin. Lantas ia menulis ketentuan-ketentuan perjanjian damai tersebut dan mengirimkannya kepada Heraklius, Kaisar Romawi, untuk disetujui.
وأَسْرعَ إلى الإسكندريَّة مُغادِرًا الحِصْنَ، وأَردَفَ شُروطَ الصُّلْحِ بِرِسالةٍ إلى هِرقلَ يَعْتَذِرُ فيها لِهِرقلَ عمَّا أَقْدَمَ عليه مِن الصُّلْحِ مع المسلمين، فما كان مِن هِرقلَ إلَّا أن أَرسَل إليه وإلى قادةِ الرُّومِ يُعَنِّفُهُم على تَخاذُلِهِم وتَهاوُنِهِم إزاءَ المسلمين، ولم يكُن لهذا مَعْنًى سِوى رفضِ شُروطِ الصُّلْحِ، اسْتأنفَ المسلمون القِتالَ وشَدَّدوا الحِصارَ بعدَ فشلِ الصُّلْحِ، وفي أثناءِ ذلك جاءت الأنباءُ بوَفاةِ هِرقل ففَتَّ ذلك في عَضُدِ الجُنودِ داخِلَ الحِصْنِ، وزادَهُم يأسًا على يأسٍ، في الوقت الذي صَحَّتْ فيه عَزائمُ المسلمين، وقَوِيَتْ مَعنوِيَّاتُهم، وفي غَمْرَةِ الحِصارِ تَطوَّع الزُّبيرُ بن العوَّام بِتَسَلُّقِ سُورِ الحِصْنِ في ظَلامِ اللَّيلِ، وتَمَكَّنَ بِواسطَةِ سُلَّمٍ وُضِعَ له أن يَصعَدَ إلى أعلى السُّورِ، ولم يَشعُرْ الرُّومُ إلَّا بِتَكبيرةِ الزُّبيرِ تَهُزُّ سُكونَ اللَّيلِ، ولم يَلْبَثْ أن تَبِعَهُ المسلمون يتسابقون على الصُّعودِ، تَسبِقُهُم تَكبيراتُهم المُدَوِّيَةُ فتَنخَلِع لها أفئدةُ الرُّوم التي ملأها اليأسُ، فكانت تلك التَّكبيرات أمضى مِن كلِّ سِلاحٍ قابلهم، حتَّى كان قائد الحِصْن يَعرِض الصُّلْحَ على عَمرٍو ومُغادرةَ الحِصْنِ.
Muqauqis pergi ke Alexandria dan meninggalkan benteng itu dengan tetap mematuhi ketentuan perjanjian damai, lalu menulis surat kepada Heraklius, yang dengannya dia meminta maaf kepada Heraklius karena telah mendahuluinya dalam menyetujui perdamaian dengan kaum Muslimin. Heraklius tidak merespon apa pun kecuali dengan mengirim surat kepadanya dan kepada para panglima Romawi untuk menegur mereka atas kelambanan dan kelemahan mereka dalam menghalau kaum Muslimin. Ini tidak berarti apa pun melainkan bahwa dia menolak ketentuan perjanjian damai tersebut.
Kaum muslimin memulai lagi pertempuran dan memperketat pengepungan setelah perjanjian damai tersebut gagal. Saat itulah berita kematian Heraklius datang, yang melemahkan tekad para prajurit di dalam benteng dan semakin menambah keputusasaan mereka. Sementara itu, tekad kaum Muslimin semakin membara dan mental mereka semakin kuat, maka di tengah pengepungan tersebut, Zubair bin al-ʿAwwam radhiyallāhu ʿanhu mengajukan diri untuk memanjat tembok benteng di tengah kegelapan malam. Dia berhasil dengan bantuan tangga yang disediakan untuknya untuk naik ke puncak tembok. Orang-orang Romawi tidak menyadarinya hingga takbir Zubair menggetarkan keheningan malam dengan pekikan takbirnya.
Tidak lama kemudian kaum Muslimin pun menyusulnya, berlomba-lomba untuk naik juga, yang diiringi dengan takbir mereka yang menggelegar, yang membuat hati orang-orang Romawi yang sudah diliputi keputusasaan semakin ciut. Pekikan-pekikan takbir itu lebih ampuh daripada senjata apa pun yang mereka punya, hingga panglima benteng itu pun mengajukan perdamaian dengan Amr bin al-ʿĀsh radhiyallāhu ʿanhu lalu meninggalkan benteng itu.
Sumber:
https://dorar.net/سُقوطُ حِصْنِ بابِ لِيُون على يَدِ عَمرِو بن العاصِ رضِي الله عنه
فَتحُ الإسكندريَّة عاصمةِ مِصْرَ بقِيادةِ عَمرِو بن العاصِ .
العام الهجري : 21 العام الميلادي : 641
تفاصيل الحدث:
لمَّا افتَتَح المسلمون بابَ لِيُون ثمَّ افتَتَحوا قُرى الرِّيفِ فيما بينها وبين الإسكندريَّة قريةً فقريةً، حتَّى انتهوا إلى بَلْهِيب -قرية يُقال لها: الرّيش- أرسل صاحبُ الإسكندريَّة الى عَمرِو بن العاصِ: إنَّني كنتُ أُخرِج الجِزيةَ إلى مَن هو أبغضُ إليَّ منكم: فارِسَ والرُّومِ، فإن أحببتَ الجِزيةَ على أن تَرُدَّ ما سَبَيْتُم مِن أرضي فعلتُ. فكتب عَمرٌو إلى عُمَرَ يَستأذِنهُ في ذلك، ورفعوا الحربَ إلى أن يَرِدَ كِتابُ عُمَرَ، فوَرَدَ الجوابُ مِن عُمَرَ: لَعَمْرِي جِزيةٌ قائمةٌ أَحَبُّ إلينا مِن غَنيمةٍ تُقَسَّم ثمَّ كأنَّها لم تكُن، وأمَّا السَّبْيُ فإن أعطاك مَلِكُهُم الجِزيةَ على أن تُخَيِّروا مَن في أيديكم منهم بين الإسلامِ ودِينِ قَومِه، فمَن اختار الإسلامَ فهو مِن المسلمين، ومَن اختار دِينَ قَومِه فضَعْ عليه الجِزيةَ، وأمَّا مَن تَفَرَّق في البُلدانِ فإنَّا لا نَقدِرُ على رَدِّهِم. فعرَض عَمرٌو ذلك على صاحبِ الإسكندريَّة، فأجاب إليه، فجمعوا السَّبْيَ، واجْتمعَت النَّصارى وخَيَّروهُم واحدًا واحدًا، فمَن اختار المسلمين كَبَّروا، ومَن اختار النَّصارى نَخَروا وصار عليه جِزيةٌ، حتَّى فَرَغوا. وكان مِن السَّبْيِ أبو مَريمَ عبدُ الله بن عبدِ الرَّحمن، فاختار الإسلامَ وصار عَرِّيفَ زُبيدٍ.
Penaklukan Alexandria, Ibukota Mesir, di bawah Komando Amr bin al-ʿĀsh Radhiyallāhu ʿAnhu
Tahun Hijriah: 21 H/Tahun Masehi: 641 M
Detail Peristiwa:
Ketika kaum Muslimin menaklukkan Bāb Lyon, kemudian menaklukkan desa demi desa di pedesaan antara daerah yang mereka duduki dan Alexandria, hingga mereka sampai di Balhib, yakni sebuah desa yang bernama Ar-Raisy, penguasa Alexandria mengirim surat kepada Amr bin al-ʿĀsh radhiyallāhu ʿanhu, “Aku biasa membayar jizyah kepada mereka yang lebih aku benci daripada kalian, yakni Persia dan Romawi. Jika engkau menginginkan jizyah dengan syarat kalian mengembalikan apa yang telah engkau ambil dari negeriku, maka aku akan melakukannya.”
Lantas Amr bin al-ʿĀsh radhiyallāhu ʿanhu pun menulis surat kepada Umar radhiyallāhu ʿanhu untuk meminta izin menyetujuinya dan para pasukan menunda perang hingga surat Umar tiba. Jawaban datang dari Umar radhiyallāhu ʿanhu, “Demi Allah, jizyah tetap lebih kami sukai daripada harta ganimah yang dibagi-bagi lalu habis seolah-olah tidak pernah ada. Adapun para tawanan perang, maka raja mereka memberi kalian jizyah dengan ketentuan bahwa kalian memberi mereka pilihan antara agama Islam dan agama kaum mereka, maka mereka yang memilih Islam menjadi bagian dari kaum Muslimin dan barang siapa memilih agama kaumnya, maka diwajibkan jizyah kepadanya. Adapun mereka yang telah terpencar-pencar di berbagai wilayah, maka kami tidak bisa mengembalikan mereka.”
Amr bin al-ʿĀsh radhiyallāhu ʿanhu menyampaikan hal ini kepada penguasa Alexandria, dan dia menyepakatinya. Mereka lalu mengumpulkan para tawanan, dan orang-orang Kristen berkumpul dan memberi mereka pilihan satu per satu, maka yang memilih berada di pihak kaum Muslimin, maka hendaknya mereka bertakbir. Adapun yang memilih agama Nasrani, maka hendaknya mereka itu diam dan wajib baginya membayar jizyah sampai mereka habis. Di antara para tawanan tersebut adalah Abu Maryam Abdullah bin Abdurrahman, yang memilih Islam yang nanti menjadi penguasa di Zubaid.
Sumber:
https://dorar.net/فَتحُ الإسكندريَّة عاصمةِ مِصْرَ بقِيادةِ عَمرِو بن العاصِ