Kisah Tak Nyata

Sahihkah Kisah Laba-Laba, Merpati, dan Malaikat yang Melindungi Rasulullah di Gua Tsur dalam Perjalanan Hijrah

السؤال

أبحث عن الحديث الذي روى قصة الرسول صلى الله عليه وسلم عندما هاجر لمكة واختبأ في الكهف وكانت الملائكة تغطي بأجنحتها على مدخل الكهف حتى لا يراه من كان يبحث عنه من الكفار .

ما يعرفه أغلب الناس أن عنكبوتاً بنى بيته على مدخل الكهف ولكنني وجدت أن هذه الرواية ضعيفة أو ملفقة وأن الرواية التي تخبر أن الملائكة غطت بأجنحتها مدخل الكهف هي الرواية الصحيحة .

هل يمكن أن تخبرني باسم الراوي وفي أي كتاب حديث أو سيرة أجد هذه الرواية ؟ .

Pertanyaan:

Saya mencari hadis yang meriwayatkan kisah Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam ketika beliau hijrah dari Mekah lalu bersembunyi di gua. Kemudian, ada malaikat yang menutupi pintu dengan sayap-sayapnya sehingga orang-orang kafir yang mencarinya tidak bisa melihatnya. 

Yang diketahui kebanyakan orang adalah ada laba-laba membuat rumah di pintu gua, tetapi saya mendapati bahwa riwayat ini lemah atau palsu dan bahwa riwayat yang mengatakan bahwa malaikat menutupi pintu gua dengan sayap-sayapnya adalah riwayat yang sahih. 

Bisakah Anda memberitahu saya nama perawi dan di kitab hadis atau kitab biografi mana aku bisa mendapatkan riwayat ini?

الجواب

الحمد لله.

ذكر مبيت النبي صلى الله عليه وسلم وأبي بكر رضي الله في الغار في كتاب الله وسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم وإليك بيانها :

أولاً : من كتاب الله ..

ورد في كتاب الله قصة المبيت في الغار قال تعالى : ” إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ” التوبة / 40 .

فالآية نص واضح على ائتمار المشركين على قتله صلى الله عليه وسلم ، وأنهما باتا في الغار .

Jawaban:

Alhamdulillah. Kisah bahwa Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam dan Abu Bakar —Semoga Allah Meridainya— bermalam dalam gua disebutkan dalam Kitabullah dan Sunah Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam. Berikut penjelasannya;

Pertama, dari Kitabullah.

Dalam Kitabullah, kisah mereka bermalam di dalam gua disebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), “Jika kalian tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah). Dia (Muhammad) adalah salah satu dari dua orang yang keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, ‘Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah Bersama kita,’ maka Allah Menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan Membantunya dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak kalian lihat, dan Dia Menjadikan rendah seruan orang-orang kafir itu, dan firman Allah itulah yang tinggi, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 40) 

Ayat ini adalah dalil yang jelas bahwa orang-orang musyrikin berusaha menangkap beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam dan bahwa mereka bermalam di dalam gua.

ثانياً : السنة ..

أما ما صح من السنة النبوية في قصة المبيت في الغار :

1 – ‏‏عَنْ عَائِشَةَ ‏‏رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ،‏ ‏زَوْجِ النَّبِيِّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،‏ ‏قَالَتْ : … ثُمَّ لَحِقَ رَسُولُ اللَّهِ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،‏ ‏وَأَبُو بَكْرٍ ‏‏بِغَارٍ فِي ‏‏جَبَلِ ثَوْرٍ ،‏‏ فَكَمَنَا فِيهِ ثَلَاثَ لَيَالٍ يَبِيتُ عِنْدَهُمَا ‏عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ ،‏ ‏وَهُوَ غُلَامٌ شَابٌّ ثَقِفٌ لَقِنٌ ( أي حاذق سريع الفهم ) ،‏ ‏فَيُدْلِجُ ‏‏مِنْ عِنْدِهِمَا بِسَحَرٍ ( أي يخرج من عندهما آخر الليل ) فَيُصْبِحُ مَعَ ‏‏قُرَيْشٍ ‏ ‏بِمَكَّةَ ‏‏كَبَائِتٍ فَلا يَسْمَعُ أَمْرًا ‏‏يُكْتَادَانِ ‏بِهِ إِلا وَعَاهُ حَتَّى يَأْتِيَهُمَا بِخَبَرِ ذَلِكَ حِينَ يَخْتَلِطُ الظَّلامُ … الحديث .

رواه البخاري (3905) في قصة طويلة بوب عليها : هجرة النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه إلى المدينة .

Kedua: Dari Sunah.

Adapun dalil yang sahih dari Sunah Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam tentang kisah mereka yang bermalam dalam gua adalah sebagai berikut:

  1. Aisyah —Semoga Allah Meridainya—, istri Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam mengatakan, “… kemudian, Rasulullah Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam dan Abu Bakar sampai sebuah gua di gunung Tsur. Mereka berdua sembunyi selama tiga malam, di mana ada Abdullah bin Abu Bakar—dia adalah seorang pemuda dan cerdas dan pintar (yakni pandai dan mudah memahami masalah)— yang tidur bersama mereka berdua. Dia akan meninggalkan mereka berdua di waktu sahur (yakni keluar di akhir malam) lalu di pagi harinya sudah di tengah orang-orang Quraisy di Mekah seolah-olah dia bermalam di tengah mereka. Tidaklah dia mendengar suatu rencana terhadap mereka berdua melainkan dia mengingatnya hingga dia membawa kabar itu kepada mereka berdua saat malam telah tiba, … (hingga akhir hadis).” (HR. Bukhari (3905) dalam sebuah kisah panjang yang beliau beri judul, ‘Hijrahnya Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam dan para Sahabatnya ke Madinah’)

2 – ‏عَنْ ‏‏أَبِي بَكْرٍ ‏رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ‏‏قَالَ :‏ قُلْتُ لِلنَّبِيِّ ‏‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏وَأَنَا فِي الْغَارِ : لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ تَحْتَ قَدَمَيْهِ لأَبْصَرَنَا . فَقَالَ ‏‏: مَا ظَنُّكَ يَا ‏‏ أَبَا بَكْرٍ ‏‏بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا . رواه البخاري (3653) .

وأما قصة نسج العنكبوت فقد رواها الإمام أحمد (3241) عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما فِي قَوْلِهِ تعالى : (وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ) قَالَ : تَشَاوَرَتْ قُرَيْشٌ لَيْلَةً بِمَكَّةَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ : إِذَا أَصْبَحَ فَأَثْبِتُوهُ بِالْوَثَاقِ يُرِيدُونَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . وَقَالَ بَعْضُهُمْ : بَلْ اقْتُلُوهُ . وَقَالَ بَعْضُهُمْ : بَلْ أَخْرِجُوهُ . فَأَطْلَعَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ نَبِيَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ذَلِكَ فَبَاتَ عَلِيٌّ عَلَى فِرَاشِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ ، وَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى لَحِقَ بِالْغَارِ ، وَبَاتَ الْمُشْرِكُونَ يَحْرُسُونَ عَلِيًّا يَحْسَبُونَهُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا أَصْبَحُوا ثَارُوا إِلَيْهِ ، فَلَمَّا رَأَوْا عَلِيًّا رَدَّ اللَّهُ مَكْرَهُمْ ، فَقَالُوا : أَيْنَ صَاحِبُكَ هَذَا ؟ قَالَ : لَا أَدْرِي . فَاقْتَصُّوا أَثَرَهُ ، فَلَمَّا بَلَغُوا الْجَبَلَ خُلِّطَ عَلَيْهِمْ ، فَصَعِدُوا فِي الْجَبَلِ فَمَرُّوا بِالْغَارِ ، فَرَأَوْا عَلَى بَابِهِ نَسْجَ الْعَنْكَبُوتِ ، فَقَالُوا : لَوْ دَخَلَ هَاهُنَا لَمْ يَكُنْ نَسْجُ الْعَنْكَبُوتِ عَلَى بَابِهِ ، فَمَكَثَ فِيهِ ثَلَاثَ لَيَالٍ .

  1. Diriwayatkan dari Abu Bakar —Semoga Allah Meridainya— yang mengatakan, “Aku berkata kepada Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam ketika aku bersamanya di dalam gua, ‘Jika salah seorang dari mereka melihat ke arah bawah kakinya, pasti dia melihat kita.’ Beliau berkata, ‘Bagaimana menurutmu, wahai Abu Bakar, jika ada dua orang dan yang ketiganya adalah Allah?’” (HR. Bukhari, no. 3653).  

Adapun kisah sarang laba-laba, maka kisah itu diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3241) dari Ibnu Abbas —Semoga Allah Meridainya— ketika dia menafsirkan firman-Nya Subẖānahu wa Taʿālā (yang artinya), “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) membuat tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkapmu, …” (QS. Al-Anfal: 30), dia mengatakan bahwa pada suatu malam kaum Quraisy bermusyawarah, lalu sebagian mereka berkata, “Saat pagi tiba, kekang dia dengan rantai! Yang mereka maksud adalah Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam. Sebagian lagi berkata, “Bunuh saja dia!” Sebagian yang lain berkata, “Usir saja dia!” Allah Subẖānahu wa Taʿālā Menyingkap rencana itu kepada Nabi-Nya Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam, lalu Ali —Semoga Allah Meridainya— tidur di ranjang Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam pada malam tersebut. Kemudian, Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam pergi sampai tiba di gua. Semalaman orang-orang musyrik mengepung Ali dan menyangka bahwa dia adalah Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam. Saat pagi tiba, mereka menggerebeknya, ketika mereka menemukan Ali—Allah telah Membalikkan tipu daya mereka—, lalu mereka bertanya, “Mana temanmu itu?”  Ali berkata, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka mengikuti jejak beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam. Ketika mereka sampai di gunung, mereka kehilangan jejaknya. Mereka lantas naik ke gunung dan melalui sebuah gua. Mereka melihat di pintu gua tersebut ada sarang laba-laba, sehingga mereka berkata, “Sekiranya dia masuk ke sini, tidak mungkin akan ada sarang laba-laba di depan gua ini” Di sanalah beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bermalam selama tiga malam.

وقد اختلف العلماء في هذا الحديث ، فحسن إسناده الحافظ ابن حجر في “فتح الباري” وابن كثير في “البداية والنهاية” (3/222) . وضعفه الألباني في السلسلة الضعيفة ، وقال أحمد شاكر في تحقيق المسند (3251) : في إسناده نظر اهـ . وقال محققو المسند (3251) : إسناده ضعيف اهـ . والله أعلم .

وأما قصة الحمامتين فقد ذكرها ابن كثير في “البداية والنهاية” (3/223) وقال رواها ابن عساكر ثم قال : هذا حديث غريب جداً من هذا الوجه اهـ وضعفها كذلك محققو المسند في الموضع المشار إليه سابقاً .

Para ulama berbeda pendapat tentang hadis ini, sanadnya dianggap hasan oleh al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari dan Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah (3/222). Al-Albani menilainya lemah dalam as-Silsilah aḏ-Ḏaʿīfah. Ahmad Syakir berkata dalam Taẖqīq al-Musnad (3251) mengatakan, “Sanadnya perlu diteliti kembali.” 

Para pen-Taẖqīq kitab Musnad (3251) mengatakan, “Sanadnya lemah.” Allah Yang lebih Mengetahui. Berkenaan dengan kisah dua merpati, maka Ibnu Katsir menyebutkannya dalam al-Bidayah wan Nihayah (3/223) dan dia mengatakan bahwa kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu ʿAsākir lalu mengomentari, “Hadis yang sangat Gharīb dari jalur ini.” Selesai kutipan. 

Para pen-Taẖqīq kitab Musnad juga menilainya lemah di tempat yang sudah disinggung di muka.

وقال الألباني في ” السلسلة الضعيفة ” (3/339) : واعلم أنه لا يصح حديث في عنكبوت الغار والحمامتين على كثرة ما يذكر ذلك في بعض الكتب والمحاضرات التي تلقى بمناسبة هجرته صلى الله عليه وسلم إلى المدينة ، فكن من ذلك على علم اهـ .

وأما ستر الملائكة للنبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وأبي بكر فقد رواه الطبراني في “الكبير” (24/106-108) من حديث أسماء بنت أبي بكر . وهو حديث طويل وفيه : (فقال أبو بكر لرجل يراه مواجه الغار : يا رسول الله إنه ليرانا ، فقال : كلا إن ملائكة تسترنا بأجنحتها … الحديث) .

Al-Albani berkata dalam as-Silsilah aḏ-Ḏaʿīfah (3/339), “Ketahuilah bahwa hadis tentang laba-laba di pintu gua dan dua merpati tidaklah sahih, meskipun banyak disebutkan dalam berbagai kitab dan ceramah  yang disampaikan dalam momen hijrah Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam ke Madinah. Sikapilah hal ini dengan ilmu.” Selesai kutipan. 

Adapun tentang malaikat yang menutupi Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam dan Abu Bakar, maka kisah itu diriwayatkan oleh at-Tabarani dalam al-Kabīr (24/106-108) dari hadis Asma’ binti Abu Bakar. Ini adalah hadis yang panjang yang menyebutkan bahwa Abu Bakar berkata tentang orang yang dia lihat menghadap ke gua, “Wahai Rasulullah, dia melihat kita.” Beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda, “Sekali-kali tidak! Malaikat menutupi kita dengan sayap-sayapnya, … (hingga akhir hadis).” 

وهذا الحديث في سنده يعقوب بن حُمَيْد بن كاسِب المدني ، وقد اختلف فيه أهل العلم . انظر : “تهذيب الكمال” للمزي (32/318-323) .

فضعفه ابن معين ، وأبو حاتم ، والنسائي ، ووهَّاه أبو زرعة الرازي .

وقال أبو داود السجستاني رأينا في مسنده أحاديث أنكرناها ، فطالبناه بالأصول ، فدافعنا ، ثم أخرجها بعد ، فوجدنا الأحاديث في الأصول مغيرة بخط طري ، كانت مراسيل ، فأسندها وزاد فيها .

وقال ابن عدي : لا بأس به وبرواياته ، وهو كثير الحديث ، كثير الغرائب .

وقال الذهبي : كان من علماء الحديث لكنه له مناكير وغرائب .

ووثقه ابن حبان . وقال عنه الحافظ ابن حجر : صدوق له أوهام .

والألباني رحمه الله يحسن حديثه غير أنه توقف في تحسين هذا الحديث ،

Dalam hadis ini ada Yakub bin Humaid bin Kasib al-Madani. Para ulama berbeda pendapat tentangnya. Lihat Tadzhīb al-Kamāl karya al-Mizzi (32/318-323) Ia dianggap lemah oleh Ibnu Muʿīn, Abu Hatim, dan an-Nasa’i. Abu Zurʿah ar-Rāzī juga melemahkan dia. Abu Dawud as-Sijistani mengatakan, “Kami mendapati dalam Musnad-nya ada hadis-hadis mungkar, maka kami meminta sumbernya, tapi dia menolak permintaan kami. Namun setelah itu dia malah meriwayatkannya. Kami juga menemukan hadis-hadis yang sumber-sumbernya diubah dengan tinta baru, padahal hadis-hadisnya Mursal, tapi dia tambahkan sanad padanya.”

Ibnu ‘Adiy berkata, “Dia dan riwayat-riwayatnya tidak masalah. Dia meriwayatkan banyak hadis dan banyak hadisnya yang Gharīb.” Az-Zahabi berkata, “Dia adalah salah satu ulama hadis, tetapi dia memiliki banyak hadis Mungkar dan Gharīb.” Ibnu Hibban menilainya sebagai Tsiqah. Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata tentangnya, “Terpercaya tapi sering salah.” Al-Albani menganggap hadisnya hasan, hanya saja dia tidak mengatakan bahwa hadis ini hasan. 

قال رحمه الله في “السلسلة الضعيفة” (3/263) :

المتقرر في يعقوب هذا أنه حسن الحديث . . . فإن لم يكن في الإسناد علة أخرى فهو حسن . . . ثم قال : وشيخ الطبراني أحمد بن عمرو الخلال المكي لم أقف له على ترجمة ، وقد أخرج له في “المعجم الأوسط” نحو 16 حديثا ، مما يدل على أنه من شيوخه المشهورين ، فإن عرف أو توبع فالحديث حسن اهـ .

والله تعالى أعلم .

Beliau berkata dalam as-Silsilah aḏ-Ḏa’īfah (3/263), “Pendapat yang dikukuhkan tentang Yakub ini adalah bahwa hadisnya hasan. … Asalkan tidak ada cacat lain dalam sanadnya, maka hadisnya hasan.” 

Kemudian dia berkata, ”Tentang gurunya at-Tabarani, Ahmad bin Amr al-Khalal al-Makki, aku belum mendapatkan biografi tentangnya. Dia meriwayatkannya darinya dalam al-Muʿjam al-Ausaṯ sekitar 16 hadis, yang menunjukkan bahwa dia adalah salah seorang gurunya yang terkenal. Jadi, jika sudah diketahui dan diteliti, maka hadisnya bisa jadi hasan.” Selesai kutipan. Allah Yang lebih Mengetahui.

Sumber:

https://islamqa.info/ar/answers/27224/مبيت-الرسول-صلى-الله-عليه-وسلم-وابي-بكر-في-غار-ثور

PDF sumber artikel.

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28