Kisah Sahabat Nabi

Allah Berdialog dengan Sahabat Nabi Ini Tanpa Perantara

Kita tentu tahu kalau Rasulullah Muhammad dan Rasulullah Musa ‘alaihima ash-sholatu was salam, adalah dua orang manusia yang dijuluki kalimurrahman. Dua orang yang diajak Allah berdialog. Tapi ternyata ada seorang manusia, dia bukan Nabi ataupun Rasul. Tapi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan dia diajak dialog oleh Allah Ta’ala.

Sahabat tersebut adalah Abdullah bin Amr bin Haram bin al-Khazraj. Seorang sahabat anshar dan ayah dari seorang sahabat mulia, Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhuma. Abdullah adalah salah seorang tokoh anshar yang berbaiat kepada Rasulullah di Baiat Aqobah. Ia juga turut serta di Perang Badar. Dan syahid di Perang Uhud.

Profil

Abdullah bin Amr bin Haram adalah salah satu tokoh utama Kabilah Khazraj di Madinah. Ka’ab bin Malik radhiallahu ‘anhu menceritakan tentang kisah keislamannya. Ia mengatakan, “Kami berangkat untuk menunaikan ibadah haji. Dan sebelumnya, kami telah berjanji dengan Rasulullah untuk bertemu di Aqobah. Tepatnya di pertengahan hari-hari Tasyrik. Setelah selesai melaksanakan manasik haji, tibalah malam perjanjian pertemuan itu. Saat itu, bersama kami (orang-orang Madinah) ada Abdullah bin Amr bin Haram ayahnya Jabir. Salah satu tokoh kami. Kami ajak dia. Dan kami rahasiakan pertemuan ini dari orang-orang musyrik Madinah yang berangkat haji bersama kami.”

Kami berkata pada Abdullah, “Wahai Abu Jabir, engkau adalah salah satu tokoh kami. Salah satu dari orang yang paling mulia di tengah kami. Dengan kemuliaanmu itu, kami tidak ingin kalau engkau nanti di hari kiamat menjadi bahan bakar neraka. Kami dakwahi ia agar memeluk Islam. Dan kami sampaikan tentang pertemuan rahasia bersama Rasulullah di Aqobah. Ia pun memeluk Islam dan turut hadir di Aqobah. Dan dia adalah tokohnya.”

Berangkat Menuju Uhud

Saat gendering Perang Uhud ditabuh. Abdullah berkata kepada anaknya, Jabir, “Aku berharap aku termasuk salah seorang yang pertama gugur besok. Aku wasiatkan kepadamu agar berbuat baik kepada putri-putriku.”

Syahid di Medan Uhud

Ibnu al-Munkadir rahimahullah meriwayatkan dari Jabir. Ia berkata, “Saat ayahku terbunuh di Perang Uhud, kusingkapkan kain yang menutup wajahnya. Aku pun menangis. Para sahabat Rasulullah melarangku untuk terus menangis sementara Rasulullah membiarkanku. Demikian juga bibiku, Fatmimah, ikut menangisinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَبْكِينَ أَوْ لا تَبْكِينَ ما زَالَتِ المَلائِكَةُ تُظِلُّهُ بأَجْنِحَتِهَا حتَّى رَفَعْتُموهُ

“Dia (Fatimah) menangisinya atau tidak menangisinya, para malaikat tetap akan menaunginya dengan sayapnya hingga kalian mengangkatnya.” (HR. Al-Bukhari 1244).

Saat syuhada Uhud akan dimakamkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

زملوهم بجراحهم، فأنا شهيد عليهم

“Kafani mereka apa adanya dengan luka-luka mereka. Aku akan menjadi saksi untuk mereka nanti (di hari kiamat).”

Jabir berkata, “Ayah dan pamanku wafat saat Perang Uhud. Lalu ibuku datang menemui mereka dengan membawa onta (menjemput). Lalu ibuku kembali ke Madinah dengan membawa dua jenazah itu. Kemudian ada yang berseru, “Makamkan mereka di tempat mereka terbunuh.” Keduanya pun dikembalikan dan dimakamkan di tempat mereka terbunuh. 

Malik berkata, “Abdullah dan Amr bin al-Jamuh dimakamkan di dalam satu kain kafan yang sama.”

Berdialog dengan Allah Tanpa Perantara

أنَّ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ لقيَه فقال يا جابرُ ما لي أراكَ منكسِرًا قلتُ يا رسولَ اللَّهِ استُشهِدَ أبي وترَك عليهِ دينًا وعيالًا فقال ألا أبشِّرُك بما لقيَ اللَّهُ بهِ أباكَ إنَّ اللَّهَ لم يُكلِّم أحدًا من خلقِه قطُّ إلَّا من وراءِ حجابٍ وإنَّ اللَّهَ أحيا أباكَ فَكلَّمَه كفاحًا وقالَ يا عبدي تمنَّ عليَّ ما شئتَ أعطيكَ قال تردَّني إلى الدُّنيا فأقتلُ فيكَ فقال تبارَك وتعالى لا إنِّي أقسمتُ بيمينٍ أنَّهم إليها لا يُرجَعونَ يعني الدُّنيا

Usai Perang Uhud, Rasulullah melihat Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu dalam keadaan sedih. Ayahnya, Abdullah bin Amr bin Haram, syahid di Perang Uhud.

Rasulullah menyapanya, “Hai Jabir, kulihat engkau begitu sedih.” Jabir menjawab, “Wahai Rasulullah, ayahku syahid dalam keadaan meninggalkan utang dan anggota keluarga.” 

Rasulullah menghiburnya, “Maukah kuberi kabar gembira tentang bagaimana Allah menemui ayahmu. Sesungguhnya Allah sama sekali tidak pernah berbicara dengan seorang pun dari makhluknya kecuali dibatasi hijab. 

Dan sungguh Allah menyambut ayahmu dan berbicara kepadanya empat mata langsung (tanpa hijab). Allah berfirman, ‘Hai hamba-Ku, mintalah kepadaku apapun yang kau inginkan, akan Kuberi’.

Ayahmu menjawab, ‘Aku ingin kembali ke dunia. Kemudian kembali mati di jalan-Mu’.

Allah berfirman, ‘Tidak. Aku telah bersumpah. Mereka yang telah mati tidak akan kembali lagi ke dunia’.” (HR. Ibnu Majah 2/890).

Artikel KisahMuslim.com

Ditulis oleh Nurfitri Hadi

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28