Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala ukuran tertentu. Dengan peta ini, kita bisa dengan mudah melihat wilayah-wilayah yang ada di belahan bumi lainnya. Di masa sekarang peta dibuat dengan pengideraan jauh. Melalui foto satelit misalnya. Lalu bagaimana di zaman dulu? Bukankah peta bukan hal baru? Sementara di zaman itu belum ada satelit. Bagaimana orang di masa lalu bisa tahu bahwa bumi itu bulan? Dan bagaimana mereka bisa tahu bentuk-bentuk daratannya? Berikut ini sejarah peta di masa lalu.
Peta Tertua
Peta tertua di dunia adalah peta yang dibuat di zaman peradaban Babilonia di Mesopotamia Irak. Saat itu, peta dibuat karena adanya kebutuhan mengontrol kerajaan. Seiring semakin luasnya Kerajaan Babilonia Chaldea. Para ilmuan bekerja mengembangkan ilmu geografi untuk membantu kerajaan.
Di masa itu, peta tidak hanya menggambarkan bentuk wilayah. Orang-orang Mesopotamia juga sudah menyebutkan iklim dan musim. Mereka tuliskan di peta tersebut masa bercocok tanam dan musim panen. Merekalah peletak asas pertama ilmu Geografi dengan segala cabangnya yang kemudian dikembangkan oleh orang-orang Yunani, Romawi, dan peradaban lainnya.
Peta tertua di dunia yang menggambarkan wilayah bumi dibuat pada abad ke-6 sebelum masehi. Peta itu berasal dari Babilonia. Peta ini menunjukkan bahwa Kota Babilonia terletak di dekat Sungai Eufrat. Sedangkan orang-orang Asyiria, Armenia, dan beberapa kota lainnya mengelilingi sungai seakan membentuk bintang tujuh.
Pada gambar ke-2 disebutkan tujuh area luar yang mengelilingi daratan. Dan lima di bagian dalam:
Pertama: Pulau ketiga terletak di wilayah burung terbang mengakhiri penerbangannya. Maksudnya burung tidak dapat menjangkaunya.
Kedua: Pulau keempat di mana cahaya lebih terang dari cahaya matahari terbenam atau bintang-bintang. Wilayah tersebut terletak di ujung barat laut. Saat matahari terbenam di musim panas tertentu.
Ketiga: Di pulau kelima tergambarkan gelap total. Tidak terlihat apapun di daratan. Dan matahari pun sudah tak terlihat.
Keempat: Di pulau keenam digambarkan dengan seekor banteng hidup dengan tanduk menyerang orang-orang yang bertemu.
Kelima: Pulau ketujuh terletak di timur, tempat matahari pagi bersinar.
Peta Babilonia Menginspirasi Perkembangan Pemetaan Kuno
Orang-orang Babilonia merekalah orang pertama yang membuat peta kuno. Mereka juga telah menggambarkan bumi seolah bola yang bulat. Para ahli Geografi di zaman itu telah membuat garis yang melingkari bumi untuk menghitung diameter bumi. Dan para ahli geografi modern membuktikan bahwa bentuk bumi itu bulat seperti yang diperkirakan orang-orang Babilon dahulu.
Orang-orang Irak kuno ini dinobatkan sebagai ahli geografi di masa itu. Pencapaian tersebut membantu mereka untuk menaklukkan negeri-negeri, mengenal nama-nama daerah, dan jarak tempuh antar satu kota dengan kota lainnya. Peninggalan berharga di era ini juga diwariskan oleh Raja Acadia, Raja Sarjun (2371-2316 SM). Ia membuat teori jam Babilonia, yaitu menganalogikan jarak dengan dua kali kelipatan waktu.
Orang Irak kuno juga mampu mengidentifikasi topografi suatu wilayah. Mereka meninggalkan ukiran dan gambar yang mengidentifikasi gunung, gurun, tempat-tempat berair, sungai, dan selokan. Mereka juga mengidentifikasi tempat-tempat komunitas manusia berserta nama daerahnya. Ini merupakan sebuah temuan yang hanya dapat diketahui di era berikutnya. Beberapa peta kota juga menjelaskan batas-batas kota tertentu, baik secara global maupun spesifik.
Contoh nyata dari hal ini adalah peta Kota Nafr al-Muqoddasah di sebelah selatan Irak. Peta tersebut menjelaskan batas-batas kotanya, jaraknya, jalan-jalannya, dan ragam jenis tumbuhannya. Semua itu dibuat di atas lempeng tanah liat dan tersimpan di museum Friedrich Schiller di Jerman. Hal ini semua menunjukkan betapa besarnya perhatian orang-orang Irak kuno di abad 2000-an sebelum Masehi terhadap penggambaran peta.
Peta Kota Nafr
Kartografi (pembuatan peta) yang dilakukan orang-orang Irak Mesopotamia sangat membantu orang-orang Yunani dan Romawi dalam mengembangkannya. Mereka telah meletakkan pondasi pemetaan daerah, pergantian musim panas dan dingin, musim tanam dan panen.
Oleh Nurfitri Hadi (IG: @nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com