Sejarah

Kelicikan Bangsa Yahudi

حيل اليهود

Kelicikan Bangsa Yahudi

إنّ القرآن الكريم كتاب هداية وبيان ونصح وإرشاد ، فيه نبأ ما قبلنا وخبر ما بعدنا وحكم ما بيننا ، من عمل به أُجر ، ومن حكَم به عدَل ، ومن دعا إليه هُدي إلى صراط مستقيم . وإن من دلالات القرآن القويمة وهداياته الكريمة كشفه لسبيل المجرمين وبيانه لحال المغضوب عليهم والضالين ؛ ليعرفها المؤمنون فيجتنبوها ، ولتنكشف لهم حالهم فيتقوها ، وليستبين لهم عدوهم فيحذروه ، يقول الله عز وجل {وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ} [الأنعام:??] أي ليتضح طريقهم وينكشف أمرهم وتستبين حالهم فيحذرهم المؤمنون .

Sesungguhnya al-Quran adalah kitab petunjuk, penjelasan, nasihat, dan bimbingan. Di dalamnya terdapat kabar tentang apa yang terjadi sebelum kita, kabar tentang apa yang terjadi setelah kita, dan hukum tentang apa yang terjadi di tengah kita. Oleh karena itu, barang siapa yang mengamalkannya maka akan mendapat pahala, barang siapa yang berhukum dengannya maka akan adil, dan barang siapa yang mendakwahkannya maka akan diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. 

Di antara petunjuk-petunjuk yang lurus dalam al-Quran dan bimbingan-bimbingannya yang mulia adalah membeberkan jalan para durjana dan menjelaskan keadaan orang-orang yang dimurkai dan sesat agar orang-orang beriman mengetahui dan menjauhinya, agar borok mereka tersingkap sehingga orang-orang beriman waspada, dan agar jelas permusuhan mereka sehingga orang-orang beriman berhati-hati. 

Allah ʿAzza wa Jalla Berfirman (yang artinya), “Dan demikianlah Kami Terangkan ayat-ayat al-Qur’an, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS. Al-An’am: 55). 

Maksudnya, agar jelas jalan mereka, gamblang perkara mereka, dan nampak keadaan mereka yang sesungguhnya sehingga orang-orang yang beriman bisa berhati-hati terhadap mereka.

وقد جاء في دلالات القرآن الكريم وهداياته أنَّ أشدَّ الناس كيداً للمؤمنين وأعظمهم عداوة لهم وأخبثهم سوءً ومكراً وتربصاً وكرهاً هم اليهود ؛ تلك الأمة المقيتة الغضبية التي نالت – لسوء فعالها وخبث أعمالها – غضب الله ولعنه ومقته وسخطه ، فهم أمة غضبية ملعونة وشرذمة ممقوتة مسخوطة لما فيهم من الشر المتأصل والخبث المتركم والفساد الكبير ، يقول الله تعالى { قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُمْ بِشَرٍّ مِنْ ذَلِكَ مَثُوبَةً عِنْدَ اللَّهِ مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُولَئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ } [المائدة:60] ، ويقول تعالى : { تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ} [المائدة:80] .

Disebutkan dalam petunjuk-petunjuk al-Quran dan bimbingan-bimbingannya yang mulia bahwa orang yang paling keras tipu muslihatnya, paling besar permusuhan, dan paling buruk kejahatannya, makarnya, kebenciannya, harapan buruknya terhadap orang-orang beriman adalah orang-orang Yahudi. 

Mereka adalah bangsa yang dibenci dan dimurkai dan mendapatkan murka Allah, laknat-Nya, amarah-Nya, dan murkanya, karena keburukan amal dan kejahatan perbuatan mereka. Mereka adalah umat yang dimurkai, terkutuk, tercela, dibenci, tertimpa amarah karena keburukan mereka yang telah mendarah daging, kejahatan mereka yang terus-menerus, dan kerusakan besar dalam diri mereka. 

Allah Subẖānahu wa Taʿālā Berfirman (yang artinya), “Katakanlah (Muhammad), ‘Maukah kalian aku beritahukan tentang orang yang lebih buruk pembalasannya daripada (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah Thaghut.’ Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah: 60).

 ويقول تعالى : { تَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ} [المائدة:80] . ويقول تعالى : { بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ } [البقرة:90] وقد وصفهم الله في القرآن الكريم بأن قلوبهم قاسية { ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً } [البقرة:74] . 

Allah Subẖānahu wa Taʿālā juga Berfirman (yang artinya), “Kamu melihat banyak di antara mereka tolong-menolong dengan orang-orang kafir (musyrik). Sungguh, sangat buruk apa yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri dengan mendatangkan kemurkaan Allah dan membuat mereka kekal dalam azab.” (QS. Al-Maidah: 80). 

Dia Subẖānahu wa Taʿālā Berfirman (yang artinya), “Sangatlah buruk (perbuatan) mereka yang menjual diri mereka dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah karena mereka dengki bahwa Allah telah Menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia Kehendaki (yakni kepada Muhammad) di antara hamba-hamba-Nya. Itulah sebabnya mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan dan kepada orang-orang kafirlah (ditimpakan) azab yang menghinakan.” (QS. Al-Baqarah: 90). 

Allah Subẖānahu wa Taʿālā juga Menyifati mereka dalam al-Quran yang mulia bahwa hati mereka telah membatu. “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras darinya.” (QS. Al-Baqarah: 74).

لما عرضت عليهم التوراة وهي كلام الله ووحيه وتنزيله رفضوها وامتنعوا من أن يقبلوها ، فأمر الله جبريل عليه السلام أن يقلع جبلاً من أصله من الأرض على قدرهم ثم رفعه فوق رؤوسهم وقيل لهم : إن لم تقبلوها ألقيناه عليكم ، فقبلوها كرهاً ، قال الله تعالى : {وَإِذْ نَتَقْنَا الْجَبَلَ فَوْقَهُمْ كَأَنَّهُ ظُلَّةٌ وَظَنُّوا أَنَّهُ وَاقِعٌ بِهِمْ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ} [الأعراف:171] ، وقال تعالى {وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّورَ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (63) ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ} [البقرة:63-64] .

Ketika Taurat, yang merupakan firman Allah, wahyu-Nya, dan kitab yang diturunkan-Nya, disampaikan kepada mereka, mereka menolaknya dan enggan menerimanya, maka Allah Subẖānahu wa Taʿālā Memerintahkan Jibril ʿAlaihis Salām untuk mengangkat gunung dari tanah yang besarnya mencukupi untuk menimpa mereka semua lalu mengangkatnya di atas kepala mereka lalu dikatakan kepada kepada mereka, “Jika kalian tidak mau menerimanya, Kami akan Menimpakannya kepada kalian,” maka mereka terpaksa menerimanya. Allah Subẖānahu wa Taʿālā Berfirman (yang artinya), “Dan (ingatlah) ketika Kami mengangkat gunung ke atas mereka, seakan-akan (gunung) itu naungan awan dan mereka sudah yakin bahwa (gunung) itu akan jatuh menimpa mereka, (lalu Kami Firmankan kepada mereka), ‘Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami Berikan kepadamu, serta ingatlah (amalkanlah) selalu apa yang tersebut di dalamnya agar kamu menjadi orang-orang bertakwa.'” (QS. Al-A’raf: 171)

Dia Subẖānahu wa Taʿālā Berfirman (yang artinya), “Dan (ingatlah) ketika Kami Mengambil janji kalian dan Kami Angkat gunung (Sinai) di atas kalian (seraya Berfirman), ‘Pegang teguhlah apa yang telah Kami Berikan kepadamu dan ingatlah (amalkanlah) apa yang ada di dalamnya, agar kalian bertakwa.’ Namun kemudian setelah itu kalian berpaling, maka sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian, pasti kalian termasuk orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah: 64).

ولما دعاهم موسى عليه السلام إلى الإيمان بالله ووحيه امتنعوا من ذلك وقالوا : لا نؤمن حتى نرى الله جهرة بأعيننا، فأنزل الله ناراً من السماء فقتلهم بها بسبب ذنوبهم ثم أحياهم من بعد موتهم لعلهم يشكرون ، قال الله تعالى {وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (55) ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة:55-56] .

Ketika Musa ʿAlaihis Salām mengajak mereka untuk beriman kepada Tuhan dan wahyu-Nya, mereka menolak dan berkata, “Kami tidak akan beriman sampai kami melihat Allah dengan mata telanjang!” Maka Allah Menurunkan api dari langit dan Membinasakan mereka karena dosa-dosa mereka kemudian Menghidupkan mereka kembali setelah mereka mati agar mereka bersyukur. 

Allah Subẖānahu wa Taʿālā Berfirman (yang artinya), “Dan (ingatlah) ketika kalian berkata, ‘Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,’ maka halilintar menyambar kalian, sedangkan kalian menyaksikannya. Kemudian, Kami Bangkitkan kalian setelah kalian mati, agar kalian bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 55-56).

ومن مخازيهم أنهم اتخذوا العجل معبوداً لهم من دون الله مع أنهم قد شاهدوا ما أحلَّ الله بالمشركين من العقوبة الأليمة والأخذة الرابية ، ونبيهم حي بينهم لم يمت ، وقد شاهدوا بأعينهم صانع العجل يصنعه ويصوغه ويصليه النار ويدقه بالمطرقة ويسطو عليه بالمبرد ويقلبه بيديه ظهراً لبطن ، ومع ذلك كله عبدوه من دون الله ، ولم يكتفوا بذلك حتى جعلوه إلهاً لموسى عليه السلام زوراً وبهتاناً {فَقَالُوا هَذَا إِلَهُكُمْ وَإِلَهُ مُوسَى فَنَسِيَ} [طه:88] ، يقول الله تعالى : {وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَنْتُمْ ظَالِمُونَ (51) ثُمَّ عَفَوْنَا عَنْكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ} [البقرة:51-52] .

Di antara aib mereka yang memalukan adalah bahwa mereka pernah menjadikan patung anak lembu sebagai sesembahan lain mereka selain Allah, padahal mereka telah menyaksikan hukuman yang pedih dan azab yang keras yang Allah Timpakan kepada orang-orang musyrik (Firaun dan bala tentaranya, pent.), nabi mereka pun masih hidup di tengah mereka dan belum wafat, dan mereka juga melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana pembuat patung anak lembu itu membuatnya, menempanya, memanggangnya dalam api, memukulnya dengan palu, menghaluskannya dengan kikir, dan membolak-balikkannya dengan kedua tangannya, namun tetap saja mereka menjadikannya sesembahan selain Allah, bahkan mereka dengan klaim palsu dan kedustaan menjadikannya sebagai tuhan Musa ʿAlaihis Salām juga. “… Maka mereka berkata, ‘Inilah Tuhanmu dan Tuhannya Musa, hanya saja dia (Musa) telah lupa.'” (QS. Taha: 88). 

Allah Subẖānahu wa Taʿālā juga Mengabarkan (yang artinya), “Dan (ingatlah) ketika Kami Menjanjikan kepada Musa empat puluh malam. Kemudian kalian (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)nya sehingga kalian (menjadi) orang yang zalim. Kemudian Kami Memaafkan kalian setelah itu, agar kalian bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 51-52).

فهم مع تتابع الحجج عليهم وسبوغ النعم من الله لديهم مرةً يسألون نبيهم أن يجعل لهم إلهاً غير الله ، ومرة يعبدون العجل من دون الله ، ومرة يقولون لا نصدِّقك حتى نرى الله جهرة . ولما أنجاهم الله من فرعون وسلطانه وظلمه وفرَق بهم البحر وأراهم الآيات والعجائب ونصرهم وآواهم ؛ فلما دعاهم نبيهم إلى القتال امتنعوا من ذلك وقالوا : {فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ} [المائدة:24] . ومن شنائعهم أنهم قيل لهم وهم مع نبيهم والوحي ينزل عليه من الله {وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ}[البقرة:58] 

Dengan hujah yang sudah berkali-kali disampaikan kepada mereka dan limpahan nikmat kepada mereka dari Allah Subẖānahu wa Taʿālā, tetapi mereka malah pernah meminta nabi mereka untuk membuatkan bagi mereka tuhan lain selain Allah Subẖānahu wa Taʿālā dan pernah juga mengatakan, “Kami tidak akan percaya kepadamu sampai kami bisa melihat Allah secara jelas.” 

Pun ketika Allah Menyelamatkan mereka dari Firaun dan keluar dari kerajaannya serta kezalimannya, Membelah lautan untuk mereka, Menunjukkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan-Nya dan berbagai keajaiban, dan Menolong mereka, dan Melindungi mereka; tapi ketika Nabi mereka menyeru mereka untuk berperang, mereka justru enggan menaatinya dan berkata, “Pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kalian berdua. Kami (menanti) di sini saja.” (QS. Al-Maidah: 24).

ومن شنائعهم أنهم قيل لهم وهم مع نبيهم والوحي ينزل عليه من الله {وَإِذْ قُلْنَا ادْخُلُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ فَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ نَغْفِرْ لَكُمْ خَطَايَاكُمْ وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ}[البقرة:58] -القرية: بيت المقدس – فأمروا أن يدخلوا على هذه الهيئة من التذلل والخضوع لله فأبوا إلا العناد والكبر فدخلوا مع الباب على أدبارهم يرجعون إليه القهقرى وقالوا : حنطة أي حبة من شعير ، قال الله تعالى : {فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَنْزَلْنَا عَلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ} [البقرة:59] .

Di antara kekejian mereka adalah ketika mereka bersama Nabi mereka dan wahyu turun kepadanya dari Allah yang memberi perintah kepada mereka: “Dan (ingatlah) ketika Kami Berfirman, ‘Masuklah ke negeri ini, lalu makanlah dengan penuh nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesuka kalian dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, dan katakanlah, ‘H̱iṯṯah (Bebaskanlah kami dari dosa-dosa kami)!’ Niscaya Kami Ampuni kesalahan-kesalahan kalian dan Kami akan Menambah (karunia) bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al-Baqarah: 58).

Negeri tersebut maksudnya adalah Baitul Maqdis. Jadi, mereka diperintahkan untuk memasukinya dengan cara seperti itu sebagai bentuk penghinaan diri dan ketundukan kepada Allah, tetapi mereka menolaknya dan malah menentang dan menyombongkan diri dengan berjalan mundur mendahulukan punggung mereka  saat memasuki gerbangnya sambil berkata, “H̱inṯah (Biji gandum)!” 

Allah Subẖānahu wa Taʿālā Berfirman (yang artinya), “Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah tersebut dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka, maka Kami Turunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu, karena mereka (selalu) berbuat fasik.” (QS. Al-Baqarah: 59).

ومن مخازيهم أنهم كانوا يقتلون الأنبياء الذين لا تُنال الهداية إلا على أيديهم ، ويتخذون أحبارهم أرباباً من دون الله ، ورموا نبي الله عيسى وأمه بالعظائم ، وادَّعوا أنهم قتلوه {فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا (155) وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا (156) وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا } [النساء:155-158] .

Di antara aib mereka yang memalukan juga adalah kebiasaan mereka membunuh para nabi yang dari tangan mereka hidayah didapatkan dan malah menjadikan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah. Mereka juga menuduh Nabi Isa dan ibunya dengan tuduhan-tuduhan keji dan mengklaim telah membunuh Nabi Isa ʿAlaihis Salām. 

“Maka (Kami Menghukum mereka), karena mereka melanggar perjanjian itu, karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah, dan karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan karena mereka mengatakan, ‘Hati kami telah tertutup!’ Namun sebenarnya Allah Yang telah Mengunci hati mereka karena kekafirannya. Oleh sebab itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman. Juga (Kami Menghukum mereka) karena kekafiran mereka (terhadap Isa), tuduhan mereka yang sangat keji terhadap Maryam, dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, sang utusan Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa tersebut, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu). Mereka hanya mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Namun Allah telah Mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’: 155-158).

ومن مخازيهم أنهم نسبوا إلى الله ما لا يليق ووصفوه بما يتنزه عنه سبحانه ، ومن ذلك قولهم : إن الله تعب واستراح لما خلق السماوات والأرض فأنزل الله في تكذيبهم قوله : {وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ} [ق:38] أي من تعب . ومن ذلك قولهم : إن الله فقير ونحن أغنياء فأنزل الله قوله : {لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ} [آل عمران:181] ، وقالوا أيضاً { يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ } [المائدة:64] .

Termasuk aib mereka yang keji adalah bahwa mereka menetapkan bagi Allah sesuatu yang tidak pantas bagi-nya dan menyifati-Nya dengan sifat yang seharusnya disucikan dari-Nya, Yang Maha Suci. Di antaranya adalah mereka mengatakan bahwa Allah merasa lelah dan beristirahat ketika Dia Menciptakan langit dan bumi. Oleh sebab itu Allah Subẖānahu wa Taʿālā Menurunkan wahyu untuk Mengingkari kedustaan mereka dengan firman-Nya, (yang artinya) “Dan sungguh, Kami telah Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun.” (QS. Qaf: 38). Lughūb artinya lelah. 

Termasuk juga perkataan mereka, “Allah itu miskin dan kami yang kaya,” hingga Allah Subẖānahu wa Taʿālā Menurunkan firman-Nya (yang artinya), “Sungguh, Allah telah Mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami yang kaya.’ Kami akan Mencatat perkataan mereka dan perbuatan mereka yang membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan Mengatakan (kepada mereka), ‘Rasakanlah olehmu azab yang membakar!'” (QS. Ali ‘Imran: 181). 

Mereka juga pernah berkata, “Dan orang-orang Yahudi berkata, ‘Tangan Allah terbelenggu.’ Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka; Dia Memberi rezeki sebagaimana yang Dia Kehendaki.” (QS. Al-Maidah: 64).

ثم هم مع هذا الكفر العظيم والبهتان المبين يدَّعون لأنفسهم الجنة ، ويدَّعون أنهم أفضل خلق الله وأنهم شعبه المختار {وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ } [البقرة:111] ، {وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بَشَرٌ مِمَّنْ خَلَقَ} [المائدة:18] .

Walaupun telah melakukan kekafiran yang besar dan fitnah yang jelas-jelas dusta tersebut, mereka masih mengklaim bahwa surga adalah untuk diri mereka sendiri dan merasa bahwa mereka adalah ciptaan Allah yang terbaik dan bangsa pilihan-Nya. “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, ‘Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.’ Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, ‘Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar.'” (QS. Al-Baqarah: 111). 

“Orang Yahudi dan Nasrani berkata, ‘Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.’ Katakanlah, ‘Lantas kenapa Allah Menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak! Kamu hanyalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia Ciptakan. Dia Mengampuni siapa yang Dia Kehendaki dan Menyiksa siapa yang Dia Kehendaki, dan milik Allahlah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, dan hanya kepada-Nya semua akan kembali.” (QS. Al-Maidah: 18).

ومما ينبغي أن نعلمه هنا أن اليهود من بعد محاولتهم قتل المسيح عيسى عليه السلام وصيانة الله له من ذلك وأمْرهم لا يزال في سفال ونقص إلى أن قطَّعهم الله في الأرض أمماً ومزَّقهم كل ممزق وسلبهم عزَّهم وملكهم ، فلم يقم لهم بعد ذلك ملك إلى أن بعث الله محمداً صلى الله عليه وسلم فكفروا به وكذبوه ، فأتمَّ الله عليهم غضبه ودمَّرهم غاية التدمير وألزمهم ذلاًّ وصغاراً لا يُرفع عنهم إلى أن ينزل عيسى عليه السلام في آخر الزمان فيستأصل شأفتهم ويقتل بقيتهم ويطهِّر الأرض منهم ومن عبَّاد الصليب .

Di antara perkara yang kita ketahui di sini adalah bahwa orang-orang Yahudi, setelah usaha mereka untuk membunuh Isa al-Masih ʿAlaihis Salām, tapi Allah Yang Melindunginya ʿAlaihis Salām dari upaya tersebut, mereka masih saja dalam keadaan hina dan kerendahan mereka hingga Allah Membuat mereka tercerai berai di muka bumi ini menjadi berbangsa-bangsa yang berbeda dan Menjadikan jalan, kekuasaan, dan kerajaan mereka tercabik-cabik sampai Allah Mengutus Nabi Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi wa Sallam. 

Namun mereka masih saja mengingkari dan mendustakannya Ṣallallāhu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena itu, Allah Menuntaskan kemurkaan-Nya atas mereka dengan Menghancurkan mereka sehancur-hancurnya dan Menjadikan mereka hina dan kerdil. Keadaan ini tidak akan pernah terangkat dari diri mereka sampai kelak Isa ʿAlaihis Salām turun di akhir zaman untuk memberantas kejahatan mereka, menumpas eksistensi mereka, dan membersihkan bumi dari mereka dan para penyembah salib.

فهذا بعض ما جاء في القرآن الكريم من حال هذه الأمة الغضبية الملعونة ، ليعرف المسلمون شيئاً من تاريخ هذه الأمة الأسود وحياتهم المظلمة المليئة بالكفر والعدوان والظلم والبهتان ، وأنهم لا تؤمَنُ بوائقهم ولا تنتهي جرائمهم ولا يسلمون في كل وقت وحين من البغي والعدوان ، وليعرف المسلم قدر نعمة الله عليه بهذا الدين الحنيف وما منَّ الله عليه من نعمة العلم والإيمان . فلله الحمد أولاً وآخرا .

Inilah sebagian kabar yang termuat dalam al-Quran yang mulia tentang keadaan bangsa yang dimurkai dan terkutuk ini, agar umat Islam mengetahui sedikit tentang sejarah hitam bangsa ini dan kehidupan kelam mereka yang penuh dengan kekafiran, permusuhan, kezaliman, dan muslihat, dan bahwa umat Islam tidak akan pernah aman dari keburukan dan kejahatan mereka yang tidak akan pernah berakhir. Umat Islam tidak akan selamat di setiap waktu dan setiap saat dari kezaliman dan permusuhan mereka. 

Selain itu, agar umat Islam juga mengetahui betapa agungnya nikmat dari Allah berupa agama Islam ini serta nikmat ilmu dan iman yang Allah Karuniakan kepada mereka. Sungguh, segala puji hanya bagi Allah di awal dan di akhir.

إنَّ المؤمن في كل أحواله وجميع شؤونه في شدته ورخائه وسرائه وضرائه لا مفزع له إلا إلى الله ، ولا ملجأ له إلا إلى ربه وسيده ومولاه . فيا إلهنا إليك المشتكى وأنت حسبنا ، يا من يجيب المضطر إذا دعاه ويجبر الكسير إذا ناداه ويفرِّج همَّ المهموم إذا ذلَّ له ورجاه ، إلهنا إن اليهود تسلطوا على إخواننا المسلمين في فلسطين قتلاً وتشريداً ، وعلى بيوتهم هدماً وتخريبا ، وعلى حرماتهم هتكاً وإفسادا ، فكم من بيوت هدمت ، وكم من أعراض هتكت ، وكم من نساء رمِّلت ، وكم من دماء أريقت ، وكم من أطفال يتِّموا . لقد تفاقم من اليهود الطغيان ، وتزايد السطو والإجرام ، وعظم الجبروت والعدوان ؛ إلهنا يا من النصر والعز منه يُسْتمْنح ، يا من أبوابه وخزائنه لمن دعاه تُفتح ، يا مزلزل عروش الظالمين ، يا قاصم ظهور الجبارين ، يا مبطل كيد المجرمين ، اللهم عليك باليهود المعتدين، اللهم إنا نجعلك في نحورهم ونعوذ بك من شرورهم .

********

Sesungguhnya orang yang beriman dalam segala kondisinya dan segala urusannya, ketika sulit maupun lapang dan ketika senang maupun susah, tidak memiliki perlindungan kecuali kepada Allah dan tidak mempunyai penjagaan kecuali dari Tuhannya, Penguasanya, dan Penjaganya. 

Wahai Tuhan kami, hanya kepada-Mu kami mengadu dan cukuplah Engkau bagi kami. Wahai Zat Yang Mengabulkan permohonan orang yang terhimpit ketika dia memohon kepada-Nya, wahai Zat Yang Mengobati orang yang terluka jika ia memanggil-Nya, wahai Zat Yang Menghilangkan keresahan orang yang resah jika dia merendahkan diri dan berharap kepada-Nya.

Wahai Tuhan kami, bangsa Yahudi telah menguasai saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina, memerangi dan mengusir mereka, menghancurkan dan merobohkan rumah-rumah mereka, serta merusak dan melanggar kehormatan mereka! 

Betapa banyak rumah telah dihancurkan!  Betapa banyak kehormatan yang telah dirusak!  Betapa banyak wanita yang telah menjadi janda!  Betapa banyak darah yang telah tertumpah! Betapa banyak anak yang telah menjadi yatim piatu! Kezaliman bangsa Yahudi semakin menjadi-jadi, kejahatan dan tindak kriminal mereka terus meningkat, dan tirani, kelaliman, serta permusuhan mereka semakin membesar! 

Wahai Tuhan kami, wahai Zat Yang dari-Nya kemenangan dan kemuliaan datang,  wahai Zat Yang karena-Nya pintu-pintu dan segala perbendaharaan terbuka bagi mereka yang berdoa kepada-Nya,  wahai Zat Yang Mengguncang tahta orang-orang zalim, wahai Zat Yang Mematahkan punggung para tirani, wahai Zat Yang Mengalahkan tipu daya para durjana! Wahai Tuhan kami, binasakanlah orang-orang yahudi yang zalim! Ya Tuhan kami, kami Jadikan Engkau ada di hadapan mereka (sebagai Pelindung kami) dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan mereka!

**********

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin al-Abbad al-Badr

Sumber:

https://al-badr.net/muqolat/2566

PDF sumber artikel

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28