Kisah Sahabat Nabi

Cinta Sejati Kepada Rasulullah

Mencintai Rasulullah adalah kewajiban. Dan rasa cinta kepada beliau pasti ada di dada-dada orang yang beriman. Hanya saja kadar kecintaan tersebut berbeda-beda. Bahkan cara mengekspresikan cintanya pun berbeda. Ada yang benar dalam mengekspresikannya dan tidak sedikit juga yang salah.

Karena itu, dalam mencintai Rasulullah pun seorang muslim membutuhkan teladan. Bagaimana mencintai beliau dengan benar. Bagaimana mengekspresikannya dengan tepat. Dan bagaimana cinta tersebut ber-efek pada interaksi dengan beliau atau peninggalan-peninggalan beliau yaitu sunnahnya.

Kalau ingin mencari teladan bagaimana cara mencintai Rasulullah dengan cinta yang tulus. Belajarlah dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Seorang sahabat yang sudah terbukti rasa cintanya kepada Rasulullah bukan sekadar di lisan. Seorang sahabat yang rasa cintanya kepada Rasulullah mencapai derajat khullah, meresap ke sekujur tubuhnya. 

Di antara kisah yang menunjukkan besarnya cinta Abu Bakar kepada Rasulullah adalah kisah saat keduanya bersama-sama hijrah dari Mekah ke Madinah. Selain memberikan pengawalan dalam perjalanan, Abu Bakar juga memberikan pelayanan yang luar biasa.

Abu Bakar bercerita, 

لَمَّا خَرَجْنَا مع النبيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ مِن مَكَّةَ إلى المَدِينَةِ مَرَرْنَا برَاعٍ، وَقَدْ عَطِشَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، قالَ: فَحَلَبْتُ له كُثْبَةً مِن لَبَنٍ، فأتَيْتُهُ بهَا فَشَرِبَ حتَّى رَضِيتُ

“Saat aku keluar dari Mekah menuju Madinah bersama Rasulullah, kami bertemu dengan seorang penggembala. Saat itu, Rasulullah sangat kehausan. Aku perahkan sedikit susu untuk beliau. Setelah itu, kusuguhkan untuknya. Lalu beliau meminumnya hingga aku yang kehilangan dahaga.”

(Shahih Muslim No: 2009)

Inilah cinta yang besar. Coba perhatikan bahasa cinta orang tua kita kepada kita. Mereka tenang dalam begadang mengusir nyamuk, supaya kita bisa nyenyak tidur. Mereka bahagia dalam keletihan kerja asalkan kita bisa tersenyum karena merasa cukup. Mereka menahan sakit agar kita tidak khawatir. Dengan besarnya cinta orang tua kita itu, cinta Abu Bakar kepada Rasulullah lebih hebat dari itu. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يُؤْمِنُ أحدُكم حتى أكونَ أحبَّ إليه من ولدِهِ ، ووالدِهِ ، والناسِ أجمعينَ

“Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian, hingga aku lebih ia cintai dibanding anaknya, dibanding orang tuanya, dan dibanding siapapun juga.” (Shahihul Jami’ 7582).

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu adalah di antara orang-orang yang sempurna keimanannya.

Ditulis oleh Nurfitri Hadi (IG: nurfitri_hadi)

Artikel www.KisahMuslim.com

Flashdisk Video Belajar Iqro - Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28