Dalam kisah Arab klasik, ada seorang wanita bernama Mawiyah. Wanita cantik, pintar, kaya, dan berkuasa. Saat hendak menikah, Mawiyah mengatakan, “Jangan berani-berani datang meminangku kecuali yang sekufu (selevel). Jika tidak, akan kupotong hidungnya”.
Dengan syarat yang tinggi itu, banyak laki-laki menyingkir. Tapi jodoh tidak kemana, tiga orang laki-laki istimewa datang untuk meminangnya. Semuanya dari kabilah ath-Thayyi’: Aus bin al-Harits, Zaid al-Khoil, dan Hatim ath-Tha-i. Tiga orang terbaik dari bangsa Arab yang dikenal dengan kedermawanannya.
Saat ketiga orang ini datang, Mawiyah memuliakan dan menempatkan mereka di penginpaan terpisah. Lalu Mawiyah mengirim seorang budak kepada tiga orang ini dengan penampilan pengemis untuk menguji mereka. Saat berjumpa dengan Zaid al-Khoil, si pengemis meminta. Zaid memberi setengah harta yang ia bawa. Berikutnya budak tersebut menemui Aus bin al-Harits, ia juga memberi si pengemis setengah harta yang ia bawa. Lalu saat menemui Hatim ath-Tahi, Hatim memberikan semua hartanya kepada si pengemis itu.
Tidak berhenti hingga di situ, meskipun tiga orang ini sudah dikenal, Mawiyah mengundang mereka lalu meminta mereka mengenalkan diri masing-masing. Ia ingin benar-benar tahu pembawaan mereka dan bagaimana mereka mengenalkan diri masing-masing. Pendek cerita, Mawiyah menerima pinangan Hatim karena kemuliaan akhlak yang ada pada Hatim.
Pelajaran:
1. Bagi laki-laki dan perempuan yang mungkin jodohnya dirasa datang terlambat. Yakinlah, Allah menakdirkan yang terbaik untuk hamba-Nya. Tidak perlu menempuh cara yang haram. Tidak perlu memilih pasangan yang mengorbankan agama. Mawiyah pasang target setinggi langit pun, tetap Allah beri jatah rezeki berupa jodoh yang telah ditakdirkan untuknya.
2. Sekufu dalam agama, hukumnya wajib. Sekufu yang dilakukan oleh Mawiyah adalah sekufu dalam masalah dunia, ini dianjurkan. Hal ini penting untuk menjaga kelanggengan rumah tangga.
Artikel www.KisahMuslim.com
Ditulis oleh Nurfitri Hadi
